Bagikan ke:

Sejak pertengahan Mei 2022 kemarin, WHO meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit monkeypox atau biasa dikenal dengan cacar monyet. Sampai bulan Juni 2022, kurang lebih ada seribu warga di 20 negara di benua Eropa, Australia, dan Amerika Serikat yang terjangkit dari penularan cacar monyet. 

Cacar monyet sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh Monkeypox virus (MPXV) yang diketahui mirip seperti virus penyebab smallpox. Biasanya, penyakit ini menular lewat binatang (zoonosis) dengan gejala yang ringan. 

Penyakit ini termasuk ke dalam jenis penyakit langka. Ditemukan pertama kali pada tahun 1958 di Denmark saat koloni kera yang dipelihara untuk keperluan penelitian terjangkit cacar. 

Setelah itu, cacar monyet ditemukan menjangkit manusia pertama kali pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo, Afrika Tengah. Sejak saat itu, penularan cacar monyet mulai menyebar ke beberapa negara lain di Afrika tengah dan di luar Afrika. 

Penyebaran ini diperkirakan terjadi karena perjalanan internasional atau impor hewan di Inggris, Amerika Serikat, Singapura, dan Israel. Lantas bagaimana penyakit ini bisa menular? Apa saja gejala, pencegahan, serta pengobatannya?

Untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang penyakit cacar monyet ini, yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Bagaimana cacar monyet bisa menular?

Sampai saat ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia belum menemukan adanya kasus penularan cacar monyet di Indonesia. Namun, Anda harus tetap waspada agar bisa menghindari penyebarannya. 

Umumnya, virus monkeypox menular lewat hewan yang sudah terinfeksi, khususnya monyet serta hewan pengerat. Di samping itu, penularannya juga bisa terjadi lewat kontak kulit ke kulit kepada orang yang berdekatan dengan pemilik lesi akibat virus. 

Diketahui masa inkubasi virus ini (waktu yang diperlukan sejak infeksi sampai muncul gejala) adalah sekitar 5-21 hari. Berikut ini beberapa cara penularan cacar monyet yang harus Anda ketahui:

  1. Mengkonsumsi daging hewan liar yang sudah terinfeksi virus
  2. Melalui benda-benda yang sudah terkontaminasi
  3. Terkena cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi
  4. Melalui luka yang terbuka, selaput lendir mata, hidung, atau mulut, dan melalui saluran pernapasan. 
  5. Kontak langsung dan tidak langsung dengan bahan lesi (cairan tubuh)

Belakangan ini beredar kabar bahwa penyakit ini bisa juga disebabkan oleh hubungan seksual sesama jenis antara pria dengan pria. Namun penelitian membantah kabar ini dan mengungkapkan bahwa monkeypox bukan penyakit homoseksual. 

Akan tetapi, virus masih tetap bisa menular jika terjadi kontak seksual dengan orang yang terinfeksi atau karena melakukan hubungan intim di tempat tidur yang sudah terkontaminasi virus. Dengan kata lain, siapa saja berpotensi terjangkit penyakit cacar monyet ini. 

Gejala dan tanda-tanda cacar monyet

Secara umum, gejala cacar monyet pada manusia mirip seperti gejala cacar biasa, namun cenderung lebih ringan. Perbedaan utamanya terletak pada kemunculan kelenjar getah bening yang membengkak pada cacar monyet. Berikut penjelasan lengkapnya:

Fase prodromal (gejala awal)

Melansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat dan Kemenkes RI, fase prodromal (gejala awal) penyakit cacar monyet adalah: 

  • Sakit kepala yang kadang-kadang terasa hebat
  • Sakit punggung
  • Panas dingin
  • Demam
  • Lemas dan kelelahan
  • Nyeri otot
  • Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di leher, selangkangan atau ketiak
  1. Fase erupsi

Fase erupsi biasanya terjadi 1-3 hari setelah fase prodromal, namun kadang-kadang bisa juga lebih lama. Saat memasuki fase ini, biasanya mulai muncul ruam pada kulit yang dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh yang lain secara bertahap. 

Setelah itu, ruam akan terus berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh yang berisi nanah, mengeras, sampai rontok. Semua gejala ini berlangsung selama 2 sampai 4 minggu. 

Cara mengobati cacar monyet

Pada dasarnya, monkeypox merupakan penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya. Oleh sebab itu, pengobatan spesifik untuk penyakit ini masih belum ditemukan sampai sekarang. 

Adapun diagnosis untuk mendeteksi monkeypox bisa dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium rujukan yang telah mempertimbangkan penyakti ruam lainnya. Seperti smallpox, campak, cacar air, atau infeksi kulit yang disebabkan oleh sifilis, bakteri, kudis, dan alergi obat. 

Spesimen diagnostik yang lebih optimal biasanya diambil dari lesi. Jadi bila infeksi sudah terjadi, maka pengobatannya lebih bersifat suportif dan meredakan gejala yang muncul. 

Cara mencegah virus cacar monyet

Meskipun masih belum terdeteksi kemunculannya di Indonesia, namun Anda tetap harus mengetahui cara mencegah penyakit ini. Terlebih cacar monyet dapat menjangkit anak-anak dan seringkali jadi lebih parah karena daya tahan tubuh anak yang belum maksimal. 

Dan bagi Anda yang masih muda, sebaiknya berhati-hati karena Anda merupakan kelompok yang rentang terserang monkeypox. Di Afrika serta negara lainnya, sebagian besar kasus yang dilaporkan terjadi pada anak-anak. 

Sebagai pencegahan, Anda dapat melakukan langkah-langkah di bawah ini: 

  1. Jangan mengkonsumsi darah atau daging hewan liar atau daging yang tidak dimasak dengan baik
  2. Usahakan hindari kontak langsung dengan hewan yang bisa menjadi sarang virus, seperti hewan buas, hewan yang sakit atau mati, tikus, dan primata
  3. Hindari kontak fisik langsung dengan orang atau benda yang terkontaminasi
  4. Mulai terapkan perilaku hidup bersih dan sehat sekarang juga. Seperti membersihkan tangan setelah melakukan kontak dengan manusia maupun hewan yang terinfeksi dengan sabun dan air. 
  5. Selalu gunakan Alat Pelindung Diri (APD) ketika merawat pasien.

Indonesia memang masih bebas dari cacar monyet sampai Juli 2022 ini, namun negara tetangga, yaitu Singapura sudah melaporkan adanya kasus ini. Selain Singapura, masih ada negara-negara di luar afrika yang juga melaporkan kasus cacar monyet. Di antaranya: 

  • Amerika Serikat
  • Israel
  • Kanada
  • Inggris
  • Belgia
  • Jerman
  • Prancis
  • Italia
  • Spanyol
  • Swiss
  • Portugal
  • Swedia
  • Austria

Jadi jika Anda mengalami gejala atau tanda cacar monyet setelah mengunjungi negara-negara tersebut, segera lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis kulit dan kelamin terdekat agar mendapatkan diagnosis yang tepat. 

Lalu pastikan anak-anak di rumah sudah mendapatkan vaksin cacar air karena virus cacar air dan cacar monyet saling terkait. Cacar air dan cacar monyet juga memiliki banyak kemiripan. 

Perbedaan paling utama dari keduanya adalah cacar monyet dapat membuat kelenjar getah bening membengkak, sedangkan cacar air tidak. Jadi vaksin tersebut bisa menjadi langkah pencegahan pertama untuk anak-anak agar terhindar dari cacar monyet. 

Sebagai informasi tambahan, sebuah penelitian memperkirakan ada lebih dari 70% orang di dunia ini yang tidak memiliki imunitas untuk cacar monyet. Penyebabnya karena belum melakukan vaksin cacar air. Jadi jangan sampai diabaikan, ya. 

Di samping setiap cara dan langkah pencegahan yang ada dalam artikel ini, Anda juga dianjurkan untuk melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin. Dengan begitu, Anda jadi tahu dengan pasti apa saja yang harus Anda lakukan. Ingat, jaga selalu kesehatan Anda dan keluarga di rumah. 

Baca Juga : Gejala Omicron dan Bagaimana Virus Ini Menyebar?

Komentar