Bagikan ke:

Tidak bisa dimungkiri, anak laki-laki dan perempuan memang punya cukup banyak perbedaan. Karena itu, cara mendidik anak tidak bisa disamakan begitu saja. Sebagai contoh, Anak laki-laki, misalnya, cenderung mengekspresikan diri lewat gerakan, menyukai atau menonton benda yang bergerak. 

Sementara anak perempuan cenderung lebih cepat mengembangkan gerakan motorik halusnya, meskipun pada saat bermain gerakan mereka tak sebanyak anak laki-laki. Artinya, anak perempuan bisa lebih dulu makan dengan sendok atau menulis daripada anak laki-laki. 

Terlepas dari perbedaan tersebut, masyarakat Indonesia sering membedakan permainan anak laki-laki dan anak perempuan. Misalnya, anak laki-laki hanya boleh main mobil-mobilan, action figure, perang-perangan, sementara anak perempuan harus main boneka atau masak-masakkan. 

Padahal di luar itu, ada hal lain yang jauh lebih penting untuk diketahui orang tua. Seperti cara berkomunikasi dengan anak laki-laki dan anak perempuan atau bagaimana orang tua harus bersikap pada anak laki-laki dan anak perempuan. 

Karena ada perbedaan cara mendidik anak laki-laki dan perempuan, dalam artikel kali ini Anda akan mengenal bagaimana perbedaan tersebut. 

Perbedaan cara mendidik anak laki-laki dan perempuan

Aurat

Aurat bisa juga dianggap sebagai bagian tubuh yang boleh dilihat oleh orang lain. Hal ini berhubungan dengan kesopanan dan norma agama yang berlaku di Indonesia dan berlaku untuk laki-laki maupun perempuan. 

Apalagi ancaman kekerasan seksual pada anak mulai semakin banyak belakangan ini. Jadi penting untuk mengajarkan bahwa tidak semua orang boleh menyentuh beberapa bagian tubuh mereka, seperti alat kelamin dan yang lainnya.

Selain itu, ajarkan juga agar mereka tidak mudah tergoda oleh rayuan dari orang asing yang mereka temui di luar rumah. 

Biasakan anak bercerita

Otak anak laki-laki biasanya mampu memisahkan serta menyimpan informasi, jadi mereka suka menyimpan masalahnya sendirian. Jadi kalau Anda punya anak laki-laki, coba biasakan agar mereka mau bercerita tentang apa saja pada Anda. 

Caranya bisa dimulai dengan menceritakan keseharian Anda kepada anak atau pengalaman waktu kecil atau bisa juga bagaimana seharusnya menyelesaikan masalah. Dengan begini, anak Anda akan merasa lebih nyaman saat harus membuka diri. 

Sebaliknya, anak perempuan lebih mudah bercerita kepada orang tua. Terutama jika dipancing lebih dulu. Bahkan bisa saja anak perempuan Anda menjelaskan panjang lebar tentang keseharian yang dialaminya. 

Nah, tugas Anda di sini adalah menjadi pendengar yang baik dan tidak menyepelekan ceritanya. Tunjukkan bahwa Anda memang tertarik dengan ceritanya.

Bijak dalam berkomunikasi

Berkomunikasi pada anak juga tidak bisa Anda lakukan dengan sembarangan sebab dapat mempengaruhi perkembangan dan kepribadian anak di masa depan. Itulah sebabnya Anda harus bisa bijak dalam berkomunikasi.

Contohnya saat anak laki-laki Anda sedang emosi, biarkan dulu sejenak agar dia tahu bahwa emosi merupakan hal yang normal. Kemudian, coba tanyakan apa yang membuatnya menangis, kesal, atau marah. Namun jangan menawarkan solusi apapun. Biarkan saja mereka meredam amarahnya sendiri. 

Untuk anak perempuan, Anda bisa mulai dengan mendekatinya secara perlahan-lahan lalu ajak dia berbicara dari hati-ke hati. Pastikan juga Anda selalu menggunakan nada bicara yang lembut sehingga anak bisa jadi lebih tenang dan melunak. 

Berikan contoh langsung

Sebisa mungkin saat Anda ingin mengajarkan sesuatu, berikan contoh langsung. Tujuannya agar bisa dicontoh oleh anak-anak, apalagi anak adalah peniru ulung. Jadi sebaiknya jangan ajarkan lewat perkataan saja (teori). 

Tanamkan juga mental berani seperti berani berbicara di depan umum atau berani mengatakan tidak pada hal-hal yang tidak mereka sukai. 

Ajarkan disiplin 

Untuk mengajarkan disiplin pada anak laki-laki, Anda harus menyampaikannya dengan jelas, tepat, dan tidak bertele-tele. Lalu jangan gunakan kalimat yang merendahkan atau dapat mengecilkan hatinya. Kalau anak Anda tidak mendengarkan, coba ajarkan dia untuk mengulangi apa yang Anda katakan. 

Sementara untuk anak perempuan, kedisiplinan sangat bergantung pada cara Anda berbicara padanya. Sebaiknya masukan unsur emosi saat berkomunikasi dengannya, selain itu sampaikan juga emosi yang Anda rasakan dengan cara yang sehat. 

Dengan memahami perbedaan keduanya, Anda jadi lebih mudah mendisiplinkan anak. Perlakuan seperti ini juga bukan untuk menunjukkan bahwa Anda tidak adil, namun lebih ke menyesuaikan dengan pribadi dan karakter anak. 

Berikan semangat

Anak laki-laki cenderung lebih butuh pengakuan, karena itu ketika Anda melihat mereka melakukan progres yang lebih baik, langsung berikan pujian dan juga support. Sampaikan pada mereka bahwa Anda bangga dengan kemajuan tersebut. 

Anak perempuan, pada dasarnya, punya rasa percaya diri yang lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki. Namun Anda juga tetap harus memberikan pujian dan support pada mereka sehingga rasa percaya diri itu semakin tumbuh lebih besar. 

Berikan motivasi pada anak

Anak laki-laki biasanya akan termotivasi untuk mencoba segala hal di sekitarnya seorang diri. Contohnya seperti memanjat pohon, melihat hewan yang baru baginya, atau berkompetisi dengan teman-temannya. 

Sebagai orang tua, Anda harus memberikan motivasi agar karakter ini tidak hilang. Caranya bisa dengan memberikan pujian atau mendampingi anak sambil memberikan support secara langsung saat beraktivitas di luar. 

Sementara untuk memotivasi anak perempuan, Anda bisa mulai dengan menjaga hubungan yang sehat. Seperti mengerjakan sesuatu secara bersama-sama, merasa diinginkan, dilihat, dan menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang bisa dipercaya. 

Apa yang membedakan perawatan antara anak laki-laki dan perempuan?

Otak dan pertumbuhan laki-laki dan perempuan itu berbeda dan ini dapat mempengaruhi perilaku di antara keduanya. Jadi cara merawat mereka juga tidak bisa disamakan. Berikut ini beberapa aspek yang membedakan perawatan tersebut:

Keamanan Fisik

Para ahli mengatakan bahwa anak laki-laki cenderung lebih agresif sehingga orang tua harus lebih sering mengawasinya. Sebab dengan tingkah lakunya yang super aktif, anak laki-laki cenderung lebih mudah terluka. 

Namun sebagai orang tua, Anda juga harus memilih teknik pengawasan yang tepat. Jangan sampai mengorbankan kebebasan mereka. Terlebih, saat anak laki-laki tetap aktif mereka dapat membangun karakter, kepercayaan diri, ketahanan, dan juga kemandiriannya. 

Jadi jika anak Anda terluka saat bermain, bilang padanya untuk lebih berhati-hati atau hindari kegiatan yang berbahaya. Luka saat bermain itu alami. Hal yang sama berlaku juga untuk anak perempuan karena cara seperti ini dapat membuat anak jadi lebih mandiri, tidak manja dan lemah saat dewasa nanti. 

Disiplin

Sudah jadi pengetahuan umum bahwa mendisiplinkan anak laki-laki jauh lebih sulit daripada anak perempuan. Contohnya, anak laki-laki sulit mendengarkan saat orang tua memberikan nasihat atau arahan. Namun ini merupakan hal yang lumrah karena pendengaran anak laki-laki memang tidak sebaik anak perempuan. 

Sebaliknya, anak perempuan lebih sensitif dan pusat-pusat verbal yang ada di dalam otaknya pun berkembang lebih cepat. Jadi saat mendapatkan nasihat atau peringatan dari orang tuanya, anak perempuan cenderung meresponnya dengan baik.

Baca Juga : Mendidik Anak di Era Digital: Tips Untuk Orang Tua Menjaga Keamanan Si Kecil

Komentar