Bagikan ke:

Perkembangan teknologi yang sangat pesat dalam sepuluh terakhir telah menjadi bukti bahwa dunia telah masuk ke era digital. Ciri paling nyata bisa dilihat dari kencangnya air informasi dengan bantuan internet. 

Saat ini semua orang bisa menciptakan, mengakses, menyebarkan informasi. Bukan hanya itu, komunikasi pun lebih mudah dilakukan. Ketika pandemi melanda dunia selama dua tahun terakhir, perkembangan teknologi seolah dipaksa menjadi semakin cepat. 

Terbukti dengan lahirnya berbagai platform yang mendukung aktivitas manusia secara online. Akhirnya muncul kebiasaan baru yaitu Work From Home (WFH) dan Work From Anywhere (WFA).

Anak-anak di era digital

Segala kemudahan tersebut ikut membawa perubahan pada kehidupan anak-anak. Tak bisa dimungkiri, anak-anak zaman ini hidup bersama dengan teknologi digital. Maka tidak berlebihan jika nama “generasi digital” disematkan pada mereka. 

Pada tahun 2001, Marc Prensky, seorang penulis pendidikan mencetuskan istilah “digital native” dalam artikelnya yang berjudul “Digital Natives, Digital Immigrants. Istilah ini merupakan penggambaran dari perilaku ketergantungan anak-anak terhadap teknologi digital internet yang sangat tinggi. 

Dalam artikel tersebut, Marc mengatakan bahwa teknologi telah mengubah cara berpikir anak dalam memproses informasi. Hal ini kemudian menjadikan anak kesulitan memperoleh prestasi dalam bidang akademis karena metode pembelajaran di sekolah tertinggal dari yang ada di internet.

Di sinilah peran orang tua dibutuhkan untuk menjadi pengawas ketika anak-anak menggunakan gawai yang mereka miliki. Sebab gawai dapat memberikan dampak negatif pada perilaku anak. 

Contohnya, cyber bullying yang marak terjadi di media sosial dan dapat mempengaruhi mental serta perilaku anak. Apalagi, sebagian besar remaja ternyata pernah menjadi korban cyber bullying. 

Di sisi lain, terlalu banyak menggunakan gawai juga bisa berdampak pada kesehatan anak, terutama pola tidur. Anak-anak cenderung merasakan sebuah dorongan yang membuatnya terjaga di tengah malam untuk melihat media sosial miliki teman-temannya. 

Perilaku ini kemudian merembet kepada suasana hati anak serta masalah kesehatan yang lainnya seperti obesitas, depresi, dan yang lainnya. 

Tips penting untuk mendidik anak di era digital

Melihat kondisi yang telah dijabarkan sebelumnya, orang tua akan kesulitan untuk memisahkan anak-anak dari gawai dan internet. Pasalnya, meskipun ada kemungkinan anak terkena dampak buruk internet, namun di saat yang sama, teknologi ini memberikan banyak manfaat.

Maka dari itu, orang tua harus berperan aktif sebagai pengawas saat anak di rumah menggunakan gawai. Berikut ini 8 tips yang bisa orang tua lakukan untuk mendidik anak di era digital: 

1. Memberikan aturan yang jelas 

Salah satu cara mendidik anak di era digital yang paling utama adalah dengan memberikan aturan yang jelas tentang penggunaan gawai dan internet. Anda dapat menyesuaikan peraturannya dengan kebiasaan serta pola asuh yang telah diterapkan sebelumnya. 

Misalnya, anak tidak boleh bermain gawai saat makan, melakukan aktivitas bersama keluarga, dan menjelang tidur. Lalu sebagai gantinya, anak boleh bermain gawai lebih lama saat libur atau di luar jam belajar. 

Dengan aturan yang jelas, Anda dapat membuat anak jadi lebih disiplin terhadap waktu bermain dan tidak tergantung pada gawai yang mereka miliki. 

2. Membatasi screen time 

Screen time merupakan waktu yang digunakan anak-anak untuk menatap layar ponsel maupun gawai yang lainnya. Anda harus memberikan batasan yang jelas dan sesuai dengan umur. 

Menurut IDAI, screen time maksimal untuk anak-anak berusia 2 tahun ke atas adalah 2 jam. Jadi anak tidak akan terpapar terlalu banyak informasi yang memang tidak sesuai dengan usianya. Di samping itu, batasan ini juga dapat membantu menjaga kesehatan mata anak-anak. 

3. Selalu dampingi anak saat bermain gawai

Tips berikutnya yang perlu Anda lakukan adalah selalu mendampingi anak saat bermain gawai. Hal ini penting guna menjaga anak-anak terpapar tayangan serta informasi yang tidak sesuai dengan usianya. 

Oleh sebab itu, sebaiknya usahakan agar anak bermain gawai di ruang terbuka agar Anda dapat lebih mudah memantau aktivitasnya. Jika anak Anda terlalu sering bermain gawai di kamarnya sendiri, Anda akan kesulitan mengawasi tontonan atau informasi yang mereka akses. 

4. Awasi aktivitas anak Anda di dunia maya 

Selanjutnya, Anda bisa mengawasi setiap aktivitas anak Anda di dunia maya agar keamanannya tetap terjaga. Salah satu caranya adalah dengan melihat riwayat penelusuran dalam gawai anak. 

Dengan begitu Anda dapat melihat apakah informasi yang si kecil akses sudah sesuai dengan usianya atau belum. Jika ternyata belum, sebaiknya blokir situs-situs yang berpotensi memberikan pengaruh buruk pada anak.

Selain itu, awasi juga media sosial mereka. Dengan siapa saja mereka berteman, bagaimana isi kolom komentar di akun mereka dan yang lainnya. Anda juga bisa menggunakan fitur khusus pengawasan orang tua yang sekarang sudah terdapat pada banyak gawai. 

5. Komunikasikan aturan yang sudah dibuat dengan anak

Sebelum Anda memberikan gawai pada anak di rumah, sebaiknya komunikasi aturan-aturan yang sudah dibuat dengan anak Anda. Seperti batasan screen time, situs-situs yang boleh mereka akses, jenis tayangan yang boleh dan tidak boleh ditonton, dan lain-lain. 

Ajarkan juga mereka untuk segera melapor kepada orang tua atau guru bila menerima pelecehan atau ancaman di media sosial. Hal ini penting untuk Anda lakukan terlebih sekarang banyak terjadi kasus cyber bullying.

6. Tidak menjadikan gawai sebagai alat pencegah anak rewel 

Memberikan gawai pada anak yang rewel memang ampuh untuk membuat mereka tenang, namun kebiasaan ini bisa membuat anak Anda kesulitan mengatasi emosinya sendiri. Padahal salah satu tugas orang tua adalah mengajari anak untuk mengenali serta mengatasi emosi yang mereka rasakan. 

Sehingga pada akhirnya anak akan mengetahui bagaimana cara menenangkan diri, mengatasi kebosanan, dan menyalurkan emosi pada saat marah, sedih, maupun senang.

7. Seimbagkan waktu bermain anak di dunia maya dan dunia nyata 

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Indonesia, salah satu cara mendidik anak di era digital yaitu dengan menyeimbangkan waktu bermain anak di dunia nyata dan dunia maya. 

Tujuannya agar anak-anak bisa menghabiskan waktu di luar rumah dengan bermain bersama teman-temannya. Seperti berlari, bernyanyi, menari, bermain lumpur, olahraga, dan yang lainnya. 

Ketika anak aktif bermain di luar, perkembangan motorik, kemampuan sosial, serta kemampuan emosionalnya akan jadi lebih optimal. 

8. Sesuaikan penggunaan gawai dengan kebutuhan anak

Menyesuaikan penggunaan gawai dengan kebutuhan anak juga merupakan cara mendidik anak di era digital yang penting. Cara ini dapat membantu si kecil untuk belajar bagaimana mengendalikan diri sendiri dan keinginannya. Lebih dari itu, anak-anak juga akan belajar untuk berbagi bersama teman-temannya. 

Perkembangan digital yang pesat tidak selalu memberikan dampak yang buruk pada anak-anak selama orang tua aktif mengawasi dan menyesuaikan penggunaan gawai dengan usia anak. 

Baca Juga: Waktu yang Tepat Mengenalkan Huruf dan Angka Ke Anak

Komentar