Bagikan ke:

Gejala PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) sebenarnya terlihat sepele. Padahal hal tersebut merupakan suatu kondisi yang perlu penderita dan lingkungan pahami. Post traumatic stress disorder bisa terjadi pada siapa saja dan apabila tidak segera menanganinya bisa berdampak buruk.

PTSD atau gangguan stres setelah kejadian yang memunculkan traumatik merupakan suatu gangguan mental. Terjadi saat seseorang mengalami serta menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan.

Peristiwa traumatis tersebut bisa berupa kecelakaan, perang, bencana alam, hingga pelecehan seksual. Namun perlu orang pahami bahwa tidak semua manusia yang mengingat kejadian traumatis merupakan penderita PTSD.

Mengenal Gejala PTSD pada Seseorang

Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami gejala PTSD atau tidak, maka perlu memahami beberapa hal. Karena mengingat kejadian traumatis bukan berarti seseorang mengalami PTSD.

Jadi, gejala PTSD akan muncul setelah seseorang mengalami kejadian traumatis. Waktu munculnya bisa sampai beberapa bulan hingga beberapa tahun setelah terjadi. Selain itu tingkat parahnya juga bervariasi pada masing-masing penderita.

Berikut ini adalah beberapa gejala PTSD yang sering terjadi dan perlu diwaspadai, karena tentunya akan mengganggu sekali bagi si penderita.

1. Ingatan Terkait Peristiwa Traumatis

Penderita PTSD akan selalu teringat dengan kejadian yang membuatnya trauma. Saat mengingatnya ia merasakan bahwa seakan-akan telah mengulangi lagi kejadian tersebut.

Parahnya ingatan tersebut juga sering hadir menghiasi mimpinya saat tidur menjadi suatu mimpi buruk. Hal tersebut membuat penderitanya menjadi tertekan dalam keseharian secara emosional.

2. Kecenderungan Mengelak

Gejala PTSD selanjutnya lebih cenderung kepada perilaku penderita yang lebih sering mengelak. Pasalnya penderita enggan memikirkan atau membicarakan suatu peristiwa yang menyebabkan traumatis tersebut.

Hal ini terwujud dengan penderita yang sering menghindari berbagai tempat, aktivitas, dan juga seseorang yang ada kaitannya dengan kejadian tersebut.

3. Perasaan dan Pemikiran yang Cenderung Negatif

Penderita PTSD cenderung untuk selalu menyalahkan dirinya sendiri dan juga orang lain. Pasalnya perasaan dan pikiran negatif selalu menghantuinya setiap waktu. Hal tersebut merupakan salah satu gejala PTSD yang bisa menyebabkan kehilangan minat.

Penderita akan hilang selera untuk melakukan berbagai aktivitas yang menyenangkan atau sebelumnya ia sukai. Mereka merasa putus asa dan lebih memilih untuk menyendiri serta sulit dalam menjalin hubungan sosial dengan orang lain.

Selain itu akan selalu berpikiran negatif tentang orang lain, lingkungan, dan diri sendiri, bahkan dunia. Bahkan mengalami mati rasa secara emosional.

4. Terjadi Perubahan Perilaku dan Emosi

Selain itu perubahan perilaku dan emosi juga terjadi pada penderita PTSD. Mereka akan mudah untuk merasakan takut dan marah saat terpicu oleh peristiwa atau ingatan traumatis tersebut.

Hal tersebut berpotensi membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain. Penderita akan kesulitan untuk fokus dan bisa mengalami gangguan tidur. Mereka juga bisa merasa gampang kaget atau merasa takut saat terjadi sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa trauma.

PTSD bisa saja terjadi pada manusia dewasa maupun mereka yang masih anak-anak. Karena kejadian traumatis bisa terjadi pada siapa saja. Anak yang mengalami PTSD bisa sering mengalami mimpi buruk yang terkait dengan kejadian traumatisnya.

Penyebab PTSD

Secara umum seseorang akan mengalami PTSD saat ia sudah menyaksikan suatu peristiwa yang menyebabkan traumatis, menakutkan hingga membuat nyawanya merasa terancam.

Akan tetapi secara spesifiknya, hal tersebut tidak bisa diprediksi secara pasti kenapa peristiwa-peristiwa tersebut bisa membuat seseorang mengalami PTSD. Namun dalam hal ini bisa menyimpulkan suatu dugaan penyebab terjadinya PTSD.

Yaitu karena berbagai kombinasi sejumlah kondisi yang terjadi dalam satu waktu, yakni saat peristiwa traumatis berlangsung.

  1. Suatu pengalaman yang tidak menyenangkan;
  2. Memiliki riwayat gangguan mental dari gen keluarganya;
  3. Memiliki kepribadian bawaan yang gampang sekali tempramental;
  4. Cara otaknya mengatur suatu hormon dan bahan kimia yang tubuh lepaskan sebagai respon menangani stres kurang maksimal.

Beberapa peristiwa yang sering memicu kondisi PTSD adalah sebagai berikut.

  1. Perang;
  2. Bencana alam;
  3. Kecelakaan parah;
  4. Kekerasan fisik;
  5. Pelecehan seksual;
  6. Penyakit yang mengancam nyawa;
  7. Dan banyak lagi hal lainnya.

Diagnosa PTSD

Dengan mengetahui gejalanya saja mungkin masih menduga-duga apakah gejala tersebut benar-benar PTSD atau bukan. Maka perlu memeriksakan ke dokter atau mereka yang sudah ahli. Nantinya pihak ahli akan melakukan beberapa hal berikut untuk mendiagnosa pasien.

  1. Melakukan pemeriksaan fisik yang mungkin saja bisa menjadi salah satu penyebab PTSD tersebut. Misalnya bekas luka, atau hal lain yang ada dan terlihat pada fisiknya secara nyata;
  2. Melakukan evaluasi secara psikologis dan mencangkup diskusi tentang tanda maupun peristiwa yang mengarah dan menyebabkan dampak traumatis;
  3. Memakai standar kriteria dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), indikator tersebut merupakan terbitan dari American Psychiatric Association.

Berbagai Pilihan Pengobatan yang Bisa Dipilih untuk Penderita PTSD

Penderita PTSD bisa disembuhkan dengan beberapa pengobatan. Ada beberapa metode yang bisa penderita pilih untuk menyembuhkan gangguan kecemasan yang mengganggu tersebut.

1. Terapi Psikologi

Terapi psikologis bisa jadi salah satu metode pengobatan yang bisa Anda manfaatkan. Namun ada terap tersebut juga memiliki banyak macamnya.

a. Terapi Kognitif

Menjadi salah satu jenis psikoterapi yang dilakukan dengan berbicara atau bercerita pada ahli terapi. Gunanya untuk mengetahui pola pikir yang mungkin saja bisa jadi penyebab seseorang mengalami PTSD.

Seringkali penyebabnya ialah mereka terjebak dalam memori atau ingatan dalam pikirannya yang bisa menyebabkan efek traumatis tersebut.

b. Exposure Therapy

Selanjutnya ialah terapi psikologi yang bisa membantu penderita menghadapi situasi dan ingatan yang dapat menimbulkan efek trauma. Cara tersebut cenderung aman dan tidak berbahaya, karena dapat membantu penderita bisa mengelola secara efektif memori traumatisnya.

Terapi tersebut menggunakan alat khusus berupa program virtual reality yang bisa membuat pengguna merasakan suasana atau kondisi traumatis tersebut. Latihan dilakukan secara berkala dan terus menerus sampai sembuh.

2. Menggunakan Obat-Obatan Atas Resep Dokter

Selain itu juga bisa dengan mengkonsumsi berbagai obat-obatan yang bisa membantu mengatasi gejala PTSD. Obat tersebut akan membantu mendampingi proses terapi. Namun bukan sembarangan obat.

Perlu mendapatkan resep dari ahli terapi atau dokter untuk mengkonsumsinya dan mengetahui takaran atau dosisnya. Beberapa obat tersebut seperti berikut ini.

  1. Antidepresan;
  2. Obat anti kecemasan;
  3. Prazosin, merupakan obat yang cukup efektif untuk mengurangi mimpi buruk.

Dokter bisa meningkatkan dosis obat tersebut apabila dengan kadar yang diberikan masih kurang bisa memberikan penanganan secara efektif. Namun apabila obat sudah terbukti efektif, penderita akan mengkonsumsinya hingga batas waktu yang dokter tentukan.

Misalnya sampai satu tahun atau tergantung dengan kondisi penderita. Selain itu pengobatan juga akan dihentikan secara bertahap menurut kondisi penderita.

Berbicara masalah gejala PTSD, tentu bisa saja terjadi pada semua orang. Apabila beberapa gejala tersebut terjadi pada Anda, segera konsultasi kepada dokter untuk penanganan secara lebih lanjut.

Baca Juga: Mengapa Penting untuk Merawat Kesehatan Mental Anda

Sumber:

  1. https://www.halodoc.com/kesehatan/ptsd
  2. https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/ptsd/
  3. https://www.generali.co.id/id/healthyliving/detail/469/pengenalan-dan-penanganan-ptsd-gangguan-stres-pasca-trauma
Komentar