Bagikan ke:

Selama pandemi kita selalu disibukkan dengan pekerjaan kantor dan pekerjaan rumah yang menumpuk. Bekerja dari rumah yang niatnya adalah memberikan waktu lebih fleksibel sehingga pekerja bisa dengan leluasa menyelesaikan pekerjaannya. Tetapi ternyata justru timbul menjadi sebuah tanggungan baru. Itu semua karena kita selalu menunda-nunda sebuah pekerjaan yang harusnya bisa diselesaikan dengan cepat sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Namun, karena terlalu terlena keadaan, akhirnya kita menjadi meremehkan sehingga terbuai zona nyaman yang udah kita rasakan.

Percaya atau tidak perilaku menunda pekerjaan hingga merasa kuwalahan dengan tugas-tugas. Seperti tugas sekolah, kuliah, kantor dan keluarga adalah perlaku prokrastinasi. Sekilas perilaku ini adalah hal yang sepele, karena setiap orang perlu rileks dalam mengerjakan sesuatu. Namun, jika terus-menerus dijadikan sebuah kebiasaan, maka dampaknya sangat besar sekali.

Berbicara masalah prokrastinasi, sudah pasti ini bukanlah hal yang baik dan tidak patut untuk kita budayakan. Terlebih lagi, prokrastinasi ini adalah perilaku yang secara langsung dilakukan dengan sadar. Banyak kalangan dari kita melakukan hal ini dengan dalih waktu masih panjang, mencari insipirasi dan sebagainya. Namun justru akan membentuk sebuah zona dan pola yang membuat kita akan selalu menunda pekerjaan. Akibatnya, ketika sudah waktunya untuk berganti pekerjaan yang lain, kita menjadi kelabakan, marah-marah tanpa sebab.

Jika Anda ingin masuk menjadi seorang pekerja profesional dan memiliki integritas yang tinggi, maka buanglah perilaku prokrastinasi. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar bisa terbebas dari perilaku prokrastinasi.

Cara Terbebas dari Perilaku Proktinasi

Saatnya untuk merubah cara pandang

Buat yang saat ini masih di usia remaja, mungkin akan lebih banyak menghabiskan waktu keseharian dengan bermain game atau nongkrong dengan teman. Karena merasa belum ada pekerjaan berat dan tanggungan yang harus kamu tanggung. Namun, percaya atau tidak. Prokrastinasi itu masuk ke dalam sebuah gaya hidup.

Contoh yang mudah untuk simulasi ini adalah ketika sedang mendapatkan tugas dari sekolah. Kita tahu saat ini sekolah pun secara daring. Cukup dengan melakukan zoom meeting yang bisa dibilang paling lama 2 jam. Setelah itu akan diberikan tugas dan sisanya bisa untuk waktu kamu bermain-main.  Dari sini mulailah untuk berpikir, jika pekerjaan itu dikerjaan terlebih dahulu. Kemudian kamu menyelesaikan pekerjaan rumah yang lain, kira-kira apa ya manfaatnya? Daripada setelah sekolah selesai, tiduran sambil main game atau nonton series berjam jam. Sampai pada waktunya tiba harus mengumpulkan tugas, ternyata belum mengerjakan apa-apa. Dengan kondisi ini Anda sudah kehilangan banyak peluang dan kesempatan emas. Beruntung ini baru di level sekolah, belum lagi di level bekerja, yang ada Anda akan dipecat.

Dari sini, mulailah untuk merubah cara pandang. Jika mau mengerjakan tugas setelah sekolah daring selesai dilakukan, yang jelas sudah tidak ada beban moral lagi. Kemudian, Anda bisa mengembangkan keterampilan dalam seni dan teknologi. Hasilnya pasti tidak akan menyangka, jika nantinya kamu akan dibutuhkan banyak orang untuk membantu menyelesaikan permasalahan di dunia kerja.

Hal terebut juga termasuk untuk Anda yang sudah bekerja. Semua pekerjaan yang Anda dapatkan dari atasan dan saat itu juga dikerjakan. Anda akan menjadi pribadi yang profesional dan terpercaya oleh atasan.

Baca Juga : Cara Mencegah Burnout, Penting untuk Kinerja Lebih Efektif

Harus fokus pada kenyataan yang terjadi

Terkadang, kita suka tertawa sendiri jika melihat diri sendiri. Kita terlihat lucu ketika mendapatkan pekerjaan yang sangat padat dengan jadwal yang padat pula. Mulailah berpikir untuk membuat schedule untuk mengerjakan tugas berdasarkan prioritas.

Jadwal yang sangat rapi yang sudah kamu buat itu pada dasarnya memiliki fungsi yang sangat penting. Di mana kita bekerja menjadi lebih sistematis, cekatan, dan juga tepat waktu. Namun, karena kebiasaan menunda pekerjaan justru akhirnya merusak ritme kedisiplinan kita. Oleh karena itu, fokus dengan apa yang sudah terjadi dan mulai perbaiki dengan belajar untuk berkomitmen dalam segala hal.

Mulailah untuk memperkecil beban tugasmu

Berada di usia produktif pastinya mengalami hal yang sama dalam hal pekerjaan atau tugas sehari-hari yang selalu menumpuk. Jujur atau tidak, ketika sedang fokus pada satu pekerjaan, pekerjaan baru akan datang lagi. Sehingga, terkadang rasa ingin beristirahat hingga larut pada menunda-nunda pekerjaan bisa terjadi. Jika benar-benar ingin terbebas dari perilaku prokrastinasi, maka Anda bisa melakukan sebuah perubahan dengan memperkecil beban tugasmu.

Contoh simpelnya, saat ini Anda sedang bekerja di perusahaan Kesehatan yang mengelola platform digital di bagian berita dan informasi. Mungkin team leader Anda akan memberikan pekerjaan lebih dari satu bagian. Saat ini kamu sedang fokus mengerjakan berita tentang Kesehatan Ibu dan Anak. Kemudian tiba-tiba atasan Anda memberikan pekerjaan lagi untuk membuat berita manfaat tanaman obat-obatan keluarga. Karena tidak mungkin kamu bisa menyelesaikan semua itu dalam satu hari. Maka Anda bisa memulai pekerjaan yang baru itu dengan cicilan kerja terlebih dahulu. Mungkin kamu mulai untuk riset informasi mengenai tanaman obat-obatan apa saja yang bagus untuk dijadikan topik. Kemudian, di hari berikutnya Anda bisa mulai memilih gambar dan juga tulisan dari masing-masing tanaman yang akan ditampilkan. Melakukan pekerjaan secara parsial di tengah padatnya tugas itu adalah salah satu hal yang efektif daripada Anda harus menunda pekerjaan yang akhirnya akan menyusahkan Anda.

Paksakan diri kamu dan jangan banyak alasan

Semua hal agar menjadi lebih baik memang butuh sebuah paksaan. Rasa jengkel karena paksaan tidak akan berarti apapun jika keberhasilan yang kita panen melebihi rasa jengkel. Kata-kata yang mungkin keluar seperti “Santai aja, waktunya masih panjang”, “Aku cepet kalau waktunya mepet, kalau gini blank malah”, “Lagi nggak mood ahh, kerja itu harus pakai mood”, pada dasarnya hanya sebuah alasan dari awal menunda-nunda pekerjaan.

Jika Anda ingin berubah menjadi orang yang memiliki kredibilitas dan integritas yang tinggi. Paksakan dirimu untuk selalu disiplin mengerjaan sesuatu dengan memprioritaskan yang lebih penting dan jangan banyak alasan. Alasan yang Anda buat itu, biasanya akan menjadi sebuah kebiasaan yang akan sulit diubah jika sudah terlalu lama dilakukan.

Nah, sekian tips cara mengatasi orang yang sudah candu dengan prokrastinasi atau perilaku yang suka menunda-nunda pekerjaan. Sekarang pertanyaannya adalah mau sampai kapan Anda akan menunda pekerjaan seperti itu? Yuk saatnya berubah, karena masa depan itu bukan ditangan orang lain, melainkan ditangan diri sendiri.

Komentar