Bagikan ke:

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang gangguan kesehatan mental, gejala Skizofrenia yang perlu diwaspadai semakin banyak disebarkan. Pasalnya penyakit ini adalah salah satu gangguan kesehatan yang sering ditemui.

Skizofrenia sendiri merupakan kondisi dimana otak mengalami kelainan sehingga penderitanya akan kesulitan untuk membedakan kenyataan dengan halusinasi. Selain itu, biasanya pengidap Skizofrenia juga mempunyai perbedaan dalam cara berpikir.

Ada beberapa gejala Skizofrenia yang perlu diwaspadai, namun yang paling umum ditemui adalah paranoid. Biasanya gejala penyakit ini baru bisa dideteksi saat pengidapnya memasuki usia dewasa awal.

Skizofrenia juga termasuk ke dalam penyakit yang akan diidap seumur hidup oleh penggunanya. Meski begitu, saat ini sudah ada obat-obat tertentu yang dapat mengurangi gejalanya dan membuat pengidapnya melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa.

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang penyakit ini. Mulai dari faktor penyebabnya sampai dengan gejala awal yang sering ditemui pada pengidapnya. Akan tetapi, informasi dalam artikel ini merupakan informasi umum yang tidak dapat Anda gunakan untuk menilai diri sendiri.

Jika ingin mengetahui apakah Anda mengidap Skizofrenia atau tidak, sebaiknya lakukan konsultasi dengan psikolog atau psikiater.

Penyebab Skizofrenia

Sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti apa saja faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengidap penyakit Skizofrenia. Tetapi ada teori yang mengatakan bahwa penyakit ini biasanya diturunkan dalam sebuah keluarga.

Namun bukan berarti semua pengidap Skizofrenia berasal dari keluarga yang mempunyai riwayat penyakit ini. Biasanya, penyakit ini terjadi pada usia 18 sampai 30 tahun.

Faktor risiko

Selain faktor genetik atau keturunan, ada juga beberapa faktor yang dipercaya bisa meningkatkan resiko seseorang mengalami Skizofrenia, diantaranya:

  • Menderita infeksi virus sejak dalam kandungan atau saat masa kanak-kanak
  • Menderita gangguan dan kelainan pada otak
  • Menderita kekurangan oksigen saat lahir (hipoksia)
  • Menderita trauma saat kanak-kanak seperti pelecehan seksual, kehilangan orang tua, perceraian orang tua, perundungan, atau kekerasan dalam rumah tangga

Gejala Skizofrenia yang perlu diwaspadai

Pada sebagian kasus, Skizofrenia muncul begitu saja secara mendadak tanpa didahului dengan gejala sebelumnya. Akan tetapi pada umumnya, penyakit ini muncul disertai dengan gejala-gejala tertentu yang perlu diwaspadai.

Menarik diri dari lingkungan dan depresi

Gejala awal yang umum ditemukan pada pengidap penyakit ini adalah kebiasaan menarik diri dari lingkungan yang disebabkan oleh depresi. Lingkungan yang dijauhi mulai dari sekolah, kantor, pertemanan, bahkan sampai lingkungan keluarga.

Pengidap Skizofrenia akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengisolasi diri sendiri. Hal ini biasanya disertai dengan kehilangan ambisi, minat, hobi, nafsu makan, tidak bersemangat, dan kesulitan untuk tidur.

Bahkan jika terus dibiarkan akan menimbulkan rasa tidak peduli pada situasi penting serta lingkungan sekitarnya.

Tidak menjaga kebersihan diri sendiri

Pengidap Skizofrenia akan berhenti menjaga kebersihan diri sendiri seperti mandi, mengganti pakaian, atau menyikat gigi secara perlahan-lahan.

Kebiasaan ini biasanya dipicu oleh sikap tidak acuh, mengisolasi diri dari lingkungan, serta mengabaikan diri sendiri. Lebih buruk lagi, dalam beberapa kasus, pengidap Skizofrenia bisa tidak menyadari bahwa kebersihan serta penampilannya sudah benar-benar buruk.

Ekspresinya datar atau kosong

Salah satu tanda fisik yang paling umum dan sering terlihat pada pengidap Skizofrenia adalah ekspresi wajah yang datar atau kosong. Ini bisa dilihat dari tatapan matanya yang kosong serta hilangnya ekspresi dari wajahnya.

Selain itu, seorang pengidap Skizofrenia juga tidak mampu mengekspresikan emosi gembira atau sedih. Bahkan jika bisa, tawa dan tangisan yang dikeluarkan jadi tidak wajar. Disamping itu, ada juga orang yang jadi lebih sensitif pada cahaya atau suara-suara yang terlalu keras.

Halusinasi

Menurut Medical Daily, ditemukan lebih dari 70 persen pengidap Skizofrenia mengalami halusinasi berupa suara yang menyebabkan kehilangan konsentrasi, ingatan menjadi buruk, serta pikirannya jadi terganggu.

Di sisi lain, suara-suara yang muncul tersebut kadang memerintahkan si pengidap untuk melakukan hal-hal tertentu. Misalnya seperti menyakiti diri sendiri hingga orang lain. Suara ini bisa muncul dari sumber yang tidak jelas atau orang-orang yang pada kenyataannya tidak berbicara apa pun.

Singkatnya, si pengidap merasa bahwa orang lain sedang berbicara padanya. Padahal kenyataannya, orang lain tersebut tidak berbicara apa pun.

Delusi atau waham

Selain halusinasi, orang yang mengidap Skizofrenia juga sering mengalami delusi. Delusi sendiri merupakan gangguan mental yang membuat seseorang tidak dapat membedakan realita dengan imajinasi.

Jadi si pengidap akan mempercayai imajinasi tersebut dan mewujudkannya dalam sikap serta kebiasaan sehari-hari. Contohnya, Anda mempercayai bahwa Anda merupakan musisi yang sangat terkenal.

Delusi ini terbagi juga menjadi beberapa jenis:

  1. Delusi rujukan atau kondisi di mana pengidap merasa bahwa dia memiliki benda atau barang yang sangat penting
  2. Delusi kendali atau kondisi saat pengidap merasa sedang dikendalikan
  3. Delusi kebesaran atau kondisi pengidap yang beranggapan bahwa dirinya memiliki posisi sangat penting atau kemampuan yang besar.
  4. Delusi kejar atau pengidap merasa sedang dikejar-kejar oleh seseorang.

Diantara keempat jenis tersebut, yang paling sering muncul pada orang yang mengidap Skizofrenia adalah delusi kejar.

Gangguan tidur

Gangguan tidur adalah salah satu gejala awal Skizofrenia yang sering ditemukan. Gangguan ini biasanya bisa berupa kesulitan tidur (insomnia) atau justru terlalu banyak tidur. Kondisi tersebut dapat berbeda-beda pada setiap orang, namun yang pasti saat gangguan tidur dibarengi dengan gejala-gejala yang lain maka harus diwaspadai.

Sulit mengatur pikiran

Gejala awal lainnya yang biasa ditemui adalah sulit mengatur pikiran. Kemungkinan besar, si pengidap tidak dapat memahami dan mengikuti apa yang sedang dibicarakan oleh orang lain atau sedang dia tonton.

Lalu pada saat berbicara, dia cenderung mengeluarkan berbagai pertanyaan yang terdengar aneh dan tidak masuk akal sama sekali.

Bicara serta perilaku kacau (Disorganized Behaviour)

Gejala Skizofrenia yang perlu diwaspadai berikutnya adalah disorganized behaviour. Ini adalah kondisi dimana si pengidap tidak dapat mengontrol bicara serta perilakunya. Hal ini membuat dia jadi sulit mengontrol apa yang diinginkan, mengontrol emosi, melakukan aktivitas, bahkan sampai berbuat sesuatu yang tidak pantas.

Selain itu, kondisi ini biasanya disertai dengan bicara yang kacau sehingga mereka menciptakan kata-katanya sendiri yang tidak dapat dipahami orang lain. Bisa juga dengan mengulang-ulang pembicaraan.

Penyakit Skizofrenia ini harus segera ditangani, sebab jika tidak maka gejala-gejala awal di atas dapat memicu dampak negatif pada pengidapnya. Dalam beberapa kasus bahkan sampai memunculkan keinginan bunuh diri.

Jadi jika Anda melihat berbagai gejala Skizofrenia yang perlu diwaspadai di atas pada orang-orang terdekat Anda, sebaiknya segera ajak mereka untuk berkonsultasi ke psikologi agar mendapatkan diagnosa yang pasti. Ingat, Anda tidak boleh melakukan self diagnose berdasarkan pada gejala-gejala yang ada di atas.

Baca Juga:Tanda Depresi Psikis Mental dan Solusi Menyenangkan

Komentar