Orang tua cenderung membandingkan anak ketika merasakan anaknya kurang bisa berkembang dengan baik. Hal ini juga terjadi saat pembanding si anak hadir. Misalnya anak dari teman, atau dari tetangga, bahkan dari saudara sendiri.
Padahal membandingkan anak dapat membuat mental si kecil jadi down. Pasalnya tidak semua anak bisa menanggapi hal demikian sebagai sesuatu positif. Mungkin sebenarnya maksud orang tua baik, yakni memotivasi anak.
Akan tetapi, hal ini tidak perlu orang tua lakukan. Jika memang ingin memotivasi, gunakan kata-kata dan bahasa yang lebih baik tanpa membandingkan.
Tips parenting ini penting dan perlu orang tua aplikasikan ketika mendidik anak.
Dampak Buruk Membandingkan Anak dengan Orang Lain
Membandingkan anak menjadi suatu pendekatan yang umum orang tua lakukan di masa kini. Apakah cara orang tua tersebut sudah benar? Sebenarnya cara ini hanya membuat anak melakukan pencapaian yang normal seperti lainnya.
Padahal setiap anak itu berbeda, mereka memiliki pembawaan masing-masing. Bahkan Einstein pernah berkata bahwa setiap anak itu cerdas, hanya saja dengan kecerdasannya sendiri-sendiri.
Jika seseorang menilai ikan dari caranya memanjat, maka selamanya ikan akan merasa bodoh. Nah, orang tua bisa mengambil pelajaran dari sini. Jangan menilai anak dari perbandingan mereka dengan anak lainnya.
Tahu tidak jika membandingkan si kecil memberikan dampak buruk untuk perkembangannya? Nah, berikut ini merupakan beberapa dampak buruk bagi anak jika terus orang tua bandingkan.
1. Menyebabkan Stres
Apabila anak berpikir bahwa perbandingan yang orang tua lakukan merupakan beban maka anak bisa stres. Anak akan mengalami gangguan kecemasan yang membuatnya merasakan bahwa dirinya sangat kurang.
Apalagi jika cara perbandingan orang tua terkesan menekan, pasti akan sangat membebani si anak. Bersantailah dan duduk bersama kemudian bicarakan hal tersebut secara baik-baik.
Terkait apa yang orang tua harapkan dan apa yang anak inginkan bisa mencari titik temu. Jangan memaksakan, biarkan mereka berkembang sesuai dengan potensi dan bakatnya. Namun dalam artian tetap mengarahkan ke hal yang baik.
2. Menurunkan Tingkat Kepercayaan pada Diri Sang Anak
Membandingkan anak akan membuatnya merasakan bahwa apa yang ada pada dirinya masih kurang. Si kecil akan menganggap bahwa dia tidak bisa memenuhi harapan orang tuanya.
Perasaan seperti inilah yang membuat kepribadian sang anak menjadi rusak. Baik nantinya akan berdampak pada akademiknya atau hal lain yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan.
Bahkan dengan anak melihat kemampuannya yang masih rendah, bisa membuat kepercayaan diri menjadi turun. Apalagi dalam bersosialisasi anak akan cenderung minder saat mengetahui dia tidak bisa seperti yang lainnya.
Meskipun sebagian anak bisa menyikapi hal ini sebagai bahan memotivasi diri, tapi tetap hindari melakukannya. Tetap secara tidak langsung Anda sudah mengecilkan hatinya.
3. Membuat Anak jadi Tidak Bersemangat
Selanjutnya dampak buruk akibat membandingkan si kecil ialah membuatnya menjadi tidak bersemangat. Apalagi jika sama sekali orang tua tidak mengapresiasi apa yang anak lakukan. Maka anak akan cenderung untuk malas melakukannya lagi.
Pasalnya hanya merasa terus orang tua bandingkan dengan yang lebih baik darinya. Padahal sang anak punya kemampuan di bidang lainnya. Jika hal ini terus terjadi, nantinya anak bisa menarik diri dari lingkup sosial.
Mereka jadi tidak nyaman dengan orang tuanya saat berada di publik. Hal inilah yang seringkali membuat anak terjebak dengan pergaulan yang salah. Jangan sampai mereka mendapatkan kenyamanan pada lingkungan yang salah.
4. Bakat jadi Tidak Bisa Berkembang
Membuat anak memiliki pencapaian seperti normalnya anak lain sama saja dengan mengurung bakatnya. Mereka menjadi kurang mengeksplorasi diri dan bakat mereka.
Orang tua yang memaksa anak untuk sesuai dengan keinginannya akan menemukan dua kemungkinan. Yang pertama anak akan benci dengan orang tuanya. Yang kedua, anak akan membenci hal yang menjadi keinginan orang tuanya.
Buruknya jika keduanya terjadi secara bersamaan. Anak membenci orang tua, dan tidak bisa nyaman dengan kegiatan yang orang tuanya harapkan. Akhirnya akan berkembang ke arah depresi dan menjadi stres berat.
Biarkan anak memiliki ruang untuk berkembang. Sebagai orang tua hanya berikan arahan saja, jangan memaksakan apa yang anak harapkan. Sehingga kreativitas si anak tidak mati.
5. Hubungan Anak dan Orang Tua Menjadi Renggang
Membandingkan apabila si anak tidak terima maka bisa membuat hubungan menjadi renggang. Hal ini bisa berdampak ke pelampiasan sang anak nantinya untuk mencari tempat yang lebih nyaman.
Padahal sebisa mungkin buat anak merasakan bahwa keluarga adalah tempat ternyaman pertama. Bukan tempat lainnya, apalagi orang tuanya. Menariknya seringkali orang tua tidak menyadari hal ini.
6. Merasakan Kecemburuan dan Merasa Kurangnya Kasih Sayang
Dampak buruk akan terjadi jika orang tua terus mendidik anak dengan cara membandingkan anak. Kecemburuan juga bisa anak rasakan akibat orang tuanya yang tidak mengapresiasi anak.
Nantinya mereka akan merasakan kasih sayang yang kurang dari orang tuanya. Dan hal seperti ini merupakan perasaan yang kurang sehat dan bisa menimbulkan kebencian.
7. Anak Tumbuh Menjadi Pribadi yang Mudah Cemas dan Gelisah
Luka atau hal yang orang tua lakukan pada anak sejak ia masih kecil akan membekas. Bahkan sampai dewasa anak akan terus mengingatnya. Jika yang orang tua tanamkan adalah hal positif tentu hasilnya juga positif.
Namun, kalau orang tua membandingkan anak saat kecilnya, juga akan membekas ketika ia dewasa. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang gampang cemas dan gelisah. Perlahan mereka akan kehilangan rasa percaya dirinya.
8. Bisa Menimbulkan Perselisihan dengan Saudaranya
Membandingkan anak dengan saudara kandungnya, seperti kakak atau adik bisa membuat perselisihan antar saudara. Pasalnya orang tua terkesan lebih menyukai anak satunya daripada yang lainnya.
Kecemburuan yang terjadi pada anak seringkali membuat mereka membenci dengan pembandingnya juga. Tidak hanya orang tua namun juga saudaranya yang terus anda bandingkan dengan si anak tersebut.
Akhirnya dari kebencian jika terus menerus terjadi bisa berdampak pada pertengkaran dengan saudaranya. Jadi, hati-hati saat memberikan motivasi kepada anak. Lakukan dengan cara tidak membandingkan mereka.
9. Perasaan Keragu-Raguan
Si anak akan merasakan keragu-raguan bahkan hingga ia menjadi dewasa. Seperti takut untuk melangkah, karena ada patokan yang orang tuanya berikan. Yakni patokan untuk menjadi seperti pembandingnya.
Sehingga ketika dewasa, anak menjadi kurang berani untuk mengekspor hal lainnya yang menantang. Karena takut salah dan merasa ragu-ragu, jadi mereka tidak berani mengambil risiko.
Sarannya terpenting dalam mendidik anak yakni dengan tidak memaksakan dan membandingkannya dengan orang lain. Jangan khawatir jika bakat sang anak belum terlihat, cukup arahkan ke hal baik.
Situs web Nasehat untuk menyimak berbagai ulasan terkait parenting yang lebih lengkap.
Demikian beberapa informasi parenting terkait dampak buruk saat membandingkan anak dengan lainnya. Semoga bermanfaat.