Bagikan ke:

Meski hampir sama, perbedaan depresi dan bipolar dapat diidentifikasi. Sangat penting untuk mengetahui bagaimana membedakannya agar penderita kedua gangguan tersebut bisa mendapatkan perawatan yang tepat.

Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa depresi bersifat unipolar. Artinya, penderita depresi tidak mengalami periode “naik” atau emosi senang yang meluap, yang ada hanyalah “turun” atau perasaan sangat sedih. Sedangkan, pasien bipolar mengalami keduanya.

Untuk bisa benar-benar mengetahui perbedaan depresi dan bipolar, penting untuk mempelajari gejala dari kedua gangguan mental tersebut. Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini agar tak lagi terjadi salah persepsi.

Gejala Gangguan Depresi

Depresi atau major depressive disorder adalah penyakit mental yang bersifat cukup umum dan serius. Penyakit atau gangguan ini mempengaruhi perasaan penderitanya secara negatif, mulai dari cara berpikir hingga cara bertindak. Depresi menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat pada aktivitas yang dulu dinikmati.

Agar bisa mengidentifikasi gangguan ini pada diri sendiri dan orang lain, yuk kita pelajari gejala-gejalanya di bawah ini.

Berat Badan Berkurang atau Bertambah Drastis

Depresi dapat menurunkan nafsu makan, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan berat badan yang tak disengaja. Beberapa orang mungkin menganggap hal ini sebagai efek samping yang positif, namun faktanya, penurunan berat badan secara tiba-tiba atau ekstrem sangat membahayakan kesehatan.

Begitu pula sebaliknya. Beberapa penderita depresi juga terkadang mencari pelampiasan pada makanan. Melalui aktivitas makan, mereka mencari ketenangan. Mereka merasa bahwa makanan bisa meredakan kesedihan, kekosongan, dan tekanan emosional lain yang mereka alami. Kenaikan berat badan secara drastis juga bisa menjadi salah satu gejala depresi.

Sulit atau Terlalu Banyak Tidur

Depresi seringkali disertai dengan masalah tidur. Penderita gangguan depresi sering merasa sulit untuk berangkat tidur atau tetap tertidur di malam hari. Akibatnya, mereka juga mengalami kantuk yang sangat hebat pada siang harinya.

Hal sebaliknya juga bisa terjadi. Ada juga penderita depresi yang tidur terlalu banyak karena tak memiliki motivasi untuk melakukan apa-apa.

Depresi dan tidur memiliki hubungan dua arah. Artinya, kurang tidur dapat berkontribusi pada perkembangan depresi, dan mengalami depresi juga bisa membuat seseorang mengalami masalah tidur.

Gangguan Keterampilan Psikomotorik

Keterampilan psikomotorik adalah keterampilan di mana otak dan tubuh harus bekerja sama. Contoh umum dari hal ini adalah koordinasi tangan dan mata, mulai dari menuangkan segelas air hingga menangkap bola, menulis, melipat baju, dan lain sebagainya.

Depresi berdampak negatif pada keterampilan psikomotorik dan dapat menyebabkan kurangnya kontrol terhadap gerakan. Tubuh menjadi lambat bergerak atau malah melakukan gerakan yang berulang. Hal ini tentunya bisa sangat menghambat kehidupan sehari-hari.

Dalam kasus depresi yang parah, keterbelakangan psikomotorik bisa menyebabkan kondisi katatonik. Artinya, penderitanya hanya bisa sedikit, atau tidak bisa sama sekali, menggerakkan tubuhnya. Berbicara pun dirasa sangat sulit.

Energi Berkurang Drastis atau Kelelahan

Depresi maupun bipolar sama-sama dapat menyebabkan seseorang mengalami kelelahan yang sangat parah. Tapi, perbedaan depresi dan bipolar adalah penderita bipolar merasakan pola yang fluktuatif, energi mereka kadang berkurang drastis namun juga kadang melonjak tinggi. Sedangkan depresi tidak demikian.

Depresi adalah ketika seseorang merasa sedih atau putus asa untuk periode waktu yang lama. Kondisi ini akan memperburuk pengelolaan energi karena tidak bisa mendapatkan waktu istirahat yang berkualitas. Orang dengan depresi tidak memiliki motivasi atau energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Depresi bisa memperburuk kelelahan, dan kelelahan juga bisa memicu depresi.

Merasa Diri Sendiri Tidak Berharga dan Tidak Memiliki Harapan

Perasaan yang dirasakan orang dengan depresi bukan hanya sedih saja. Depresi dapat mempengaruhi cara penderitanya memandang dirinya sendiri dan cara ia memandang segala yang terjadi di kehidupannya. Pandangan yang berubah tersebut kemudian berkembang menjadi perasaan tidak berharga, malu, dan putus asa. Pemikiran tersebut juga bisa didasari rasa bersalah yang sangat besar.

Yang harus diperhatikan adalah, jika tidak segera menerima perawatan, perasaan-perasaan tersebut akan terus berkembang. Dalam kasus yang paling parah, orang dengan depresi beratbisa menyakiti atau bahkan mengakhiri hidupnya sendiri.

Gejala Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem, yaitu emosi tinggi yang biasa disebut dengan siklus mania dan emosi rendah atau yang biasa disebut dengan siklus depresi.

Sebagaimana yang dijelaskan di atas, pada siklus depresi, penderitanya menjadi sedih, putus asa, kehilangan minat dan motivasi. Sebaliknya, pada siklus mania, penderitanya merasakan euforia, penuh energi, dan sangat mudah tersinggung. Perubahan suasana hati tersebut sangat ekstrim sehingga sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari.

Agar dapat mengetahui perbedaan depresi dan bipolar lebih jauh, mari simak uraian mengenai gejala-gejalanya di bawah ini!

Percaya Diri dan Rendah Diri Berlebihan

Perbedaan depresi dan bipolar cukup terlihat dari gejala yang satu ini. Ketika berada dalam siklus depresi, penderita bipolar akan merasa bahwa dirinya tak berharga. Namun pada siklus mania, ia akan merasa percaya diri yang terlalu berlebihan.

Perasaan ini adalah rasa superioritas yang tidak realistis, di mana penderitanya menganggap dirinya sangat unik dan lebih baik daripada orang lain. Gejala ini juga bisa memicu penghinaan terhadap orang-orang dianggap lebih rendah darinya, dalam hal status sosial, kecerdasan, kecantikan atau ketampanan, dan lainnya.

Berbicara Sangat Banyak dan Cepat

Saat sedang berada dalam episode mania, penderita bipolar akan berbicara sangat banyak dan cepat, disertai dengan jeda-jeda yang tidak wajar. Kondisi ini disebut dengan pressured speech. Terkadang bahkan sulit memahami apa yang diucapkan. Hampir tak mungkin bisa melakukan percakapan secara normal dengan orang bergejala pressured speech, karena tak ada cukup waktu untuk membalas perkataannya.

Pemikiran atau Ide-Ide yang Berpacu Sangat Cepat

Bukan hal yang aneh bagi orang bipolar untuk memiliki proses berpikir yang berpacu sangat cepat. Ini terjadi kala siklus mania. Gejala ini dapat terlihat dari cara penderita bipolar melompat dari satu topik ke topik lain dengan kecepatan yang luar biasa.

Alur berpikir penderita bipolar terkadang benar-benar kacau sehingga bahkan seorang teman dekat atau kerabat akan menganggapnya membingungkan. Contoh perkataannya misalnya, “Aku lapar. Sepertinya kucingku butuh dibawa ke salon. Oh iya, kira-kira cuaca esok hari bagaimana ya?”

Perawatan untuk Penderita Depresi dan Bipolar

Jika tidak diobati, baik gangguan depresi maupun bipolar dapat berdampak besar pada kehidupan sosial dan profesional penderitanya. Kedua kondisi tersebut sama-sama memiliki resiko bunuh diri, tapi berita baiknya, keduanya dapat diobati.

Depresi mempengaruhi setiap orang secara berbeda, sehingga pengobatan yang efektif bisa berbeda dari satu ke orang lainnya. Obat-obatan, psikoterapi, atau kombinasi dari keduanya bisa digunakan untuk mengobati depresi berat. Beberapa kasus depresi yang tak terlalu berat dapat diobati dengan psikoterapi atau terapi bicara saja, tanpa pengobatan.

Namun, untuk bipolar, pengobatan biasanya dibutuhkan untuk menstabilkan perubahan suasana hati. Perencanaan perawatan yang efektif biasanya juga mencakup pengobatan kombinasi dan terapi bicara.

Pasien dengan gangguan depresi dan bipolar merespon rutinitas terstruktur dengan baik. Membuat rutinitas sangat membantu para pasien untuk bisa mengantisipasi apa yang terjadi di waktu yang akan datang, dan hal ini membuat mereka tenang. Mereka juga bisa menindaklanjutinya dengan manajemen pengobatan secara mandiri.

Itulah perbedaan depresi dan bipolar yang harus diketahui agar Anda bisa mengidentifikasinya secara dini. Ingin membaca artikel kesehatan lainnya? Segera berlangganan Nasehat.id mulai sekarang.

Baca Juga : Tanda Depresi Psikis Mental dan Solusi Menyenangkan

Komentar