Bagikan ke:

Setiap orang pada umumnya mengalami kerontokan rambut sebanyak 50 sampai 100 helai per harinya. Hal ini dikarenakan rambut baru terus bertumbuh setiap harinya dan menggugurkan rambut yang lama. Kerontokan rambut yang nyata juga terjadi pada hampir setiap ibu beberapa bulan setelah melahirkan. Tidak sedikit ibu khawatir karena mengalami rambut rontok yang berlebihan. Namun sebenarnya hal ini merupakan kondisi yang normal dan bukan merupakan kerontokan rambut yang sebenarnya.

Mengapa rambut bisa rontok setelah melahirkan?

Kerontokan rambut terjadi setiap hari dan merupakan siklus pertumbuhan rambut yang normal. Kerontokan rambut setelah melahirkan erat kaitannya dengan perubahan kadar hormon di dalam tubuh. Perlu diketahui bahwa terjadi lonjakan hormon esterogen selama proses kehamilan. Hormon estrogen sendiri memiliki peran dalam merangsang pertumbuhan dan memperpanjang fase hidup rambut. Hal ini mengakibatkan pada saat hamil rambut menjadi lebih tebal dan juga lebih sedikit rambut yang mengalami kerontokan. Sedangkan setelah melahirkan, produksi estrogen akan kembali ke kadar normal dan pertumbuhan rambut kembali ke siklus normalnya, sehingga rambut yang seharusnya sudah rontok akan rontok bersamaan setelah melahirkan. Hal ini yang menyebabkan kerontokan rambut terlihat lebih banyak dari biasanya, bahkan bisa lebih banyak daripada sebelum hamil.

Kondisi kerontokan rambut setelah melahirkan ini merupakan salah satu bentuk dari telogen effulvium yang merupakan pelepasan rambut fase istirahat (telogen) dalam jumlah yang berlebihan akibat kelainan siklus rambut. Telogen effluvium umumnya terjadi 3 bulan setelah adanya pemicu, antara lain penyakit kronis, stress emosional, kehamilan-melahirkan, dan nutirisi. Kondisi tersebut diyakini dapat menganggu jam biologis dari folikel rambut.  Telogen effulvium setelah melahirkan dimulai dari 1 bulan setelah melahirkan dan dapat mencapai 1 tahun, puncaknya pada bulan keempat. Kabar baiknya, kerontokan yang berlebihan ini bersifat sementara! Pertumbuhan rambut akan kembali normal dalam waktu sekitar 6 sampai 12 bulan setelah melahirkan. Mayoritas perempuan akan merasakan bahwa rambut kembali dalam ketebalan yang normal saat anak mereka berusia 1 tahun atau lebih cepat.

Meskipun begitu, juga terdapat masalah lain yang juga dapat menyebabkan rambut rontok pasca melahirkan, seperti penyakit tiroid, kurangnya suplementasi vitamin dan mineral, serta anemia. Maka dari itu, akan lebih bijak apabila Anda berkonsultasi dengan dokter apabila rambut rontok terus berlangsung 1 tahun pasca bersalin.

Bagaimana cara mengatasi rambut rontok setelah melahirkan?

Anda tidak perlu khawatir bila mengalami kerontokan rambut setelah melahirkan. Meskipun kerontokan rambut tidak dapat dicegah, tentunya terdapat perawatan agar rambut tetap sehat dan kembali ke dalam ketebalan normal.

  1. Gunakan shampo dan kondisioner yang menambah volume. Berikut beberapa rekomendasi dari American Academy of Dermatology Association untuk digunakan dan dihindari:
  2. Gunakan shampo penambah volume. Shampo ini mengandung protein yang melapisi rambut dan membuat rambut tampak lebih bervolume.
  3. Hindari shampo berlabel “conditioning shampoo”. Shampo ini mengandung kondisioner yang berat yang dapat membebani rambut dan membuat rambut terlihat tipis dan lepek.
  4. Gunakan kondisioner yang diformulasikan untuk rambut halus. Kondisioner ini mengandung formula yang lebih ringan sehingga tidak membebani rambut.
  5. Gunakan kondisioner hanya pada ujung rambut. Menggunakan kondisioner ke kulit kepala dan semua rambut Anda cenderung membebani rambut.
  6. Hindari kondisioner berlabel “intensive conditioners“. Sama halnya dengan conditioning shampoo, intensive conditioners juga membuat rambut lebih berat. Hal ini tentu akan membuat rambut Anda semakin terlihat tipis dan lepek.

Pertimbangkan gaya rambut baru.

Beberapa potongan rambut membuat rambut terlihat lebih bervolume. Kebanyakan ibu yang baru melahirkan lebih suka memiliki gaya rambut pendek. Rambut pendek juga lebih mudah diatur dan menghemat waktu.

Baca Juga : Segudang Manfaat Bunga Telang yang Cantik untuk Kesehatan

Konsumsi makanan bernutrisi

Selain menjaga kualitas dan kuantitas ASI, mengkonsumsi makanan bernutrisi juga bisa membantu Anda dalam mengatasi masalah rambut rontok. Protein, asam lemak esensial, zat besi dan seng berguna untuk pembentukan keratin rambut. Asupan protein bisa Anda dapatkan dari ikan, telur, daging, produk olahan kedelai, kacang-kacangan, brokoli, asparagus, bayam, dan kubis. Asam lemak didapatkan dari salmon dan biji-bijian. Untuk mendapatkan asupan zat besi, Anda bisa mengkonsumsi kerang, daging merah, maupun biji labu. Suplemen kalsium yang dimakan bersama zat besi akan memperbaiki penyerapan zat besi. Sedangakan seng didapatkan dari biji-bijian, sayuran, daging, dan makanan laut.

Kurangi pemakaian alat penata rambut

Penggunaan alat penata rambut tidak bisa dijauhkan dari kehidupan perempuan, terutama bila Anda terbiasa menata rambut sebelum memulai aktivitas sehari-hari. Namun, suhu panas pada alat penata rambut seperti hairdryer dan catokan dapat membuat rambut semakin rusak sehingga berisiko memicu kerontokan. Jika memungkinkan, biarkan rambut kering secara alami setelah keramas dan hindari menyisir rambut terlalu keras karena dapat memperparah kerontokan. Anda juga bisa membungkus rambut Anda dengan handuk mikrofiber untuk membantu mengeringkan rambut Anda lebih cepat. Namun, apabila Anda tetap harus menata rambut, sebaiknya atur alat penata rambut ke suhu terendah dan gunakan produk pelindung panas sebelum menata rambut. Menggunakan produk pelindung panas ke rambut yang basah sebelum menata rambut akan membantu meminimalisir kerusakan akibat panas.

Hindari mengikat rambut terlalu kencang

Mengikat rambut terlalu kencang menjadi sanggul, kuncir kuda, maupun kepang bisa memperparah kerontokan rambut. Gaya rambut ini menarik rambut dan menyebabkan ketegangan rambut, dalam bahasa medis disebut “traction alopecia”. Tarikan terus menerus pada rambut bisa menyebabkan kerusakan pada folikel rambut yang menyebabkan rambut tidak bisa tumbuh kembali, hal ini dinamakan kerontokan rambut permanen. Cobalah gaya rambut lain yang tidak menarik rambut Anda terlalu kencang.

Kapan Anda harus ke dokter?

Rambut rontok setelah melahirkan merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika kondisi ini tetap ada lebih dari satu tahun setelah melahirkan, konsultasikan masalah ini dengan dokter Anda untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Bisa saja ada kondisi medis lain yang menyebabkan rambut Anda rontok.

Waspada “Hair Tourniquet Syndrome

Ibu juga harus berhati-hati dengan “hair tourniquet syndrome” atau “sindrom lilitan rambut”. Lilitan rambut terbentuk ketika sehelai rambut rontok dan melilit jari kaki bayi atau bagian tubuh lainnya. Sehelai rambut dapat melilit begitu erat sehingga mengganggu sirkulasi atau menyebabkan infeksi.

Kemungkinan bayi Anda mengalami sindrom lilitan rambut sangat jarang. Namun, apabila hal ini terjadi, Anda jangan panik. Mengetahui apa yang harus dilakukan dapat membantu Anda. Jika Anda melihat rambut rontok melilit jari tangan, jari kaki, atau bagian tubuh lainnya, Anda harus melepaskannya. Berikut yang harus Anda lakukan:

  • Carilah ujung yang longgar dan lepaskan rambut dengan lembut.
  • Terkadang Anda tidak akan melihat ujung yang longgar, jadi Anda memerlukan sesuatu untuk memotong rambut dengan lembut, seperti pisau kecil atau gunting.
  • Jika Anda tidak dapat mencabut bulunya karena terlilit terlalu kencang atau tersangkut di kulit bayi, Anda mungkin perlu mendapatkan bantuan medis.

oleh dr. Amanda Nathania

Link referensi:

Komentar