Bagikan ke:

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah sebuah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memusatkan perhatian, mengontrol impuls, dan mengatur perilaku yang sesuai dengan situasi. Tidak hanya terjadi pada anak-anak, ADHD juga bisa terjadi pada orang dewasa.

Namun, istilah ADHD baru digunakan sejak tahun 1980 setelah diperkenalkan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-III) yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association (APA). Sebelumnya, kondisi ini dikenal sebagai minimal brain dysfunction, hyperkinetic impulse disorder, dan attention deficit disorder (ADD).

Sejarah ADHD

Pada tahun 1902, seorang dokter bernama Sir George Frederick Still memperkenalkan istilah “morbid defect of moral control”. Tujuannya untuk menjelaskan perilaku impulsif pada anak-anak. Dia mencatat bahwa anak-anak tersebut sulit untuk memperhatikan instruksi guru dan sering mengalami kesulitan dalam mengendalikan perilaku impulsif mereka.

Pada tahun 1930-an, stimulan seperti amfetamin mulai digunakan untuk mengobati gejala hiperaktivitas dan impulsivitas pada anak-anak. Namun, penggunaan amfetamin untuk pengobatan ADHD pada anak-anak baru disetujui oleh FDA pada tahun 1950-an.

Pada tahun 1960-an dan 1970-an, terdapat perdebatan mengenai penggunaan stimulan untuk mengobati ADHD. Beberapa orang khawatir bahwa stimulan dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya dan menyebabkan kecanduan. Namun, pada tahun 1980, DSM-III mengakui ADHD sebagai kondisi medis yang sah dan memperkenalkan kriteria diagnosis yang lebih spesifik.

Sejak itu, ADHD telah menjadi kondisi yang lebih dikenal dan diakui secara internasional. Banyak penelitian telah dilakukan untuk memahami lebih jauh tentang penyebab dan pengobatan ADHD. Meskipun masih banyak yang belum dipahami tentang kondisi ini, diagnosis dan pengobatan yang tepat dapat membantu individu dengan ADHD untuk mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan neurobehavioral yang biasanya dikaitkan dengan anak-anak. Namun, faktanya ADHD juga dapat terjadi pada dewasa dan seringkali tidak terdiagnosis atau salah didiagnosis sebagai gangguan mental lainnya.

Bagaiamana Gejala ADHD

Gejala ADHD pada dewasa termasuk kesulitan dalam memperhatikan dan memusatkan perhatian, impulsifitas, hiperaktif, sulit mengorganisir tugas, sulit memulai atau menyelesaikan pekerjaan, mudah merasa bosan, dan sulit mengingat jangka panjang.

Dalam beberapa kasus, ADHD dapat mempengaruhi pekerjaan, hubungan interpersonal, dan kualitas hidup secara umum. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali gejala ADHD pada dewasa dan mencari pengobatan yang tepat.

Pengobatan ADHD pada dewasa dapat mencakup terapi perilaku kognitif, obat-obatan, dan kombinasi keduanya. Terapi perilaku kognitif dapat membantu individu dengan ADHD belajar strategi untuk mengelola gejala, meningkatkan fokus, meningkatkan keterampilan interpersonal, dan meningkatkan efektivitas dalam pekerjaan dan hubungan. Obat-obatan, seperti stimulan dan non-stimulan, juga dapat membantu mengurangi gejala ADHD pada dewasa.

Namun, seperti halnya dengan pengobatan apapun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter dan profesional kesehatan mental terkait sebelum memulai pengobatan.

Penyebab ADHD pada orang dewasa

Belum sepenuhnya dipahami apa penyebab ADHD pada orang dewasa, tetapi kemungkinan besar disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Beberapa faktor yang diduga memainkan peran dalam perkembangan ADHD pada orang dewasa termasuk:

  1. Faktor Genetik: ADHD pada orang dewasa dapat berjalan dalam keluarga, menunjukkan adanya faktor genetik yang berkontribusi pada perkembangan gangguan. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 25-30% orang dewasa dengan ADHD memiliki riwayat keluarga yang sama.
  2. Gangguan Pengembangan Otak: ADHD dapat terkait dengan gangguan perkembangan otak, terutama di bagian prefrontal cortex dan lobus frontal. Bagian otak ini bertanggung jawab untuk pengendalian impuls dan perhatian, dan ketidakseimbangan dalam aktivitas otak di area tersebut dapat menyebabkan gejala ADHD.
  3. Pajanan Zat Beracun: Pajanan zat beracun seperti timbal, merkuri, dan polutan lainnya juga dapat berkontribusi pada perkembangan ADHD pada orang dewasa.
  4. Faktor Lingkungan: Faktor lingkungan seperti stres, kurang tidur, gaya hidup yang tidak sehat, serta masalah psikososial dapat memperburuk gejala ADHD pada orang dewasa.

Namun, faktor penyebab ADHD pada orang dewasa tidak selalu dapat diketahui secara pasti. Oleh karena itu, diagnosis dan perawatan yang tepat sangat penting untuk membantu individu dengan ADHD mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Baca Juga : Ini Dia 15 Tanda Anda Harus Menemui Psikolog atau Psikiater

Komentar