Mengenal dan mengetahui nilai saturasi oksigen normal adalah hal yang penting, terutama saat pandemi COVID-19 seperti saat ini. Terlebih banyak pasien terkonfirmasi. COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah. Tidak sedikit penderita COVID-19 yang kerap mengalami penurunan saturasi oksigen tanpa disadari. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Saturasi oksigen merupakan nilai yang menunjukkan kadar oksigen di dalam darah. Nilai ini sangat mempengaruhi berbagai fungsi organ vital dan jaringan tubuh. Cara mengukur nilai saturasi oksigen dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni dengan analisis gas darah (AGD) atau menggunakan alat oximeter. Untuk Analisis Gas Darah (AGD) sendiri hanya dapat dilakukan di laboratorium atau Rumah Sakit karena diperlukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaannya, sedangkan dengan alat oximeter dapat dilakukan di rumah dan pengoperasian alatnya pun sangat mudah.
Cara Mengukur Nilai Saturasi Oksigen
Pemeriksaan Analisis Gas Darah adalah metode pengukuran saturasi oksigen yang dilakukan dengan cara mengambil sampel darah dari pembuluh darah arteri. Hasil analisis gas darah sangat akurat, karena pengukurannya langsung dari pembuluh darah arteri serta dikerjakan oleh tenaga medis profesional.
Sementara itu, oximeter adalah alat pengukur saturasi oksigen yang berbentuk klip. Cara pengukurannya dilakukan dengan menjepitkan oximeter pada jari tangan. Berbeda dengan analisis gas darah yang membutuhkan bantuan tenaga profesional, pengukuran saturasi oksigen dengan oximeter bisa dilakukan sendiri dengan mudah di rumah. Oximeter bahkan kini direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk dimiliki di setiap rumah guna mengukur nilai saturasi oksigen secara berkala.
Memahami Interpretasi Nilai Saturasi Oksigen
Hasil pengukuran saturasi oksigen yang dilakukan dengan analisis gas darah ditunjukkan dengan istilah PaO2 (tekanan parsial oksigen). Sementara itu, hasil pengukuran saturasi oksigen dengan menggunakan oximeter ditunjukkan dengan istilah SpO2.
Di bawah ini adalah cara membaca hasil pengukuran saturasi oksigen:
Saturasi oksigen normal
Nilai saturasi oksigen yang normal berbeda pada pemeriksaan analisis gas darah dan oximeter. Pada pemeriksaan analisis gas darah, PaO2 yang normal adalah dalam rentang 80-100 mmHg, sedangkan pada pemeriksaan oximeter, SpO2 yang normal adalah dalam rentang 95-100%. Kriteria nilai saturasi oksigen yang rendah adalah di bawah 80 mmHg untuk pemeriksaan analisis gas darah, dan di bawah 94% untuk pemeriksaan dengan oximeter.
Orang yang memiliki saturasi oksigen rendah atau hipoksemia / hipoksia bisa merasakan berbagai gejala, seperti nyeri dada, sesak napas, batuk, sakit kepala, detak jantung cepat, kebingungan, dan kulit membiru.
Kendati demikian, orang yang mengalami hipoksemia / hipoksia juga bisa tidak merasakan gejala apa pun. Kondisi ini yang disebut dengan happy hypoxia ini bisa terjadi pasien COVID-19 yang akan dibahas lebih lengkap setelah ini.
Hipoksemia / hipoksia, baik yang menimbulkan gejala maupun tidak, bisa menganggu kerja organ dan jaringan tubuh. Bila dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ vital, seperti jantung, otak, dan ginjal, dan berisiko menyebabkan komplikasi yang berbahaya.
Apa itu Happy Hypoxia?
Belakangan ini, istilah ‘happy hypoxia’ sering kali muncul dan dikaitkan dengan infeksi virus COVID-19. Meski memiliki nama yang mengesankan rasa bahagia, kondisi happy hypoxia perlu diwaspadai karena berbahaya bagi penderita COVID-19.
COVID-19 dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti demam, batuk, dan pilek. Pada kasus yang parah, penyakit ini bisa menyebabkan sesak napas dan penurunan kesadaran akibat kekurangan oksigen.
Normalnya, kadar oksigen di dalam darah (saturasi oksigen) ada pada rentang 95–100% atau sekitar 75–100 mmHg. Ketika kadar oksigen di dalam darah berkurang hingga di bawah angka tersebut, tubuh akan mengalami kekurangan oksigen. Kondisi ini disebut hipoksemia atau hipoksia.
Meski demikian, pada kasus tertentu, hipoksia bisa terjadi tanpa gejala apa pun dan baru terdeteksi ketika penderita menjalani pemeriksaan darah atau pemeriksaan saturasi oksigen dengan alat yang disebut pulse oximeter. Kondisi yang dinamakan silent hypoxia atau happy hypoxia ini diduga dapat terjadi pada penderita COVID-19.
Ada teori yang menyebutkan bahwa happy hypoxia terjadi akibat peradangan pada jaringan paru-paru yang disebabkan infeksi virus Corona. Ada pula yang menyebutkan bahwa hal ini terjadi karena masalah pada sistem saraf yang mengatur fungsi pernapasan dan kadar oksigen dalam darah.
Meskipun penyebab terjadinya happy hypoxia pada penderita COVID-19 belum dapat dipastikan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa happy hypoxia dapat meningkatkan risiko kematian pada penderita COVID-19. Oleh karena itu, setiap orang yang dinyatakan positif COVID-19 tetap perlu waspada meski tidak mengalami gejala apa pun.
Kondisi hipoksia, baik yang yang bergejala maupun tidak, perlu segera ditangani oleh dokter. Untuk menangani hipoksia, dokter akan memberikan terapi oksigen serta menangani penyakit atau kondisi yang menyebabkan penurunan kadar oksigen tersebut.
Meningkatkan Saturasi Oksigen dengan Posisi Proning
Teknik proning adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membantu meningkatkan saturasi oksigen yang rendah, baik pada pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah atau pada pasien COVID-19 gejala berat yang dirawat di rumah sakit. Posisi ini cukup membantu untuk pasien COVID-19 yang tidak memiliki oksigen di rumah untuk sementara.
Teknik proning dilakukan dengan cara memposisikan pasien berbaring tengkurap. Ini karena posisi tengkurap memungkinkan kantung udara di dalam paru-paru untuk mengembang sepenuhnya, sehingga oksigen bisa masuk ke dalam tubuh dengan lebih maksimal.
Berikut adalah cara meningkatkan saturasi oksigen dengan teknik proning atau berbaring tengkurap:
Posisi 1:
- Tempatkan bantal di bawah kepala dan di bawah pinggul serta pergelangan kaki.
- Berbaring tengkurap dengan kepala menoleh ke satu sisi.
- Posisikan kedua tangan di samping bantal.
- Tahan di posisi ini selama 30 menit
Posisi 2:
- Tempatkan bantal di bawah kepala, dibawah pinggul dan diantara lutut dengan posisi dijepit.
- Berbaring menyamping ke sisi kanan
- Posisikan tangan senyaman mungkin.
- Tahan di posisi ini selama 30 menit
Posisi 3:
- Gunakan 2-3 bantal di bawah kepala.
- Berbaring posisi duduk selama 30 menit
Anda bisa lakukan 3 teknik proning ini untuk meningkatkan saturasi oksigen yang rendah. Ubahlah posisi setiap 30-60 menit sekali, agar teknik proning bisa dilakukan dengan nyaman. Selain itu, jangan lupa juga untuk terus memantau saturasi oksigen Anda secara teratur, ya.
Apabila setelah melakukan teknik proning, saturasi oksigen Anda tetap rendah atau justru semakin menurun atau jika Anda mengalami keluhan tertentu, seperti sesak napas, lemas, nyeri dada, atau penurunan kesadaran, segeralah hubungi dokter agar kondisi Anda bisa terpantau dan ditangani dengan tepat. Semoga artikel ini bisa membantu pembaca sekalian.
Dapatkan informasi penting seputar kesehatan hanya di nasehat.id
oleh : dr. Odilia Yelly Ondy