Bagikan ke:

Saat bayi memasuki usia siap mengkonsumsi makanan padat, seringkali orang tua merasa bahagia sekaligus khawatir. Banyak ibu yang merasa senang menyuapi buah hatinya namun khawatir akan adanya alergi makanan pada si kecil. 

Karena itu, tak jarang ibu bertanya tentang apa makanan yang bisa menyebabkan alergi? Bagaimana cara yang bisa dilakukan untuk menghindari alergi pada bayi? Dan lain sebagainya. 

Nah, jika Anda termasuk orang tua yang khawatir soal alergi makanan pada bayi, dalam artikel ini kami akan memberitahukan informasi tentang penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya. Untuk itu, simak sampai selesai, ya!

Apa itu alergi makanan pada bayi?

Alergi makanan singkatnya adalah kondisi saat daya tahan tubuh si kecil berubah setelah dia mengkonsumsi makanan tertentu. Dengan kata lain, di dalam makanannya ada kandungan yang dianggap berbahaya oleh tubuh sehingga muncul gejala-gejala alergi makanan. 

Secara umum, alergi makanan tidak bisa diketahui secara langsung. Oleh karena itu, Anda harus selalu waspada saat muncul reaksi alergi pada si kecil. Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah mengenalkan jenis makanan baru secara bertahap. 

Misalnya dengan memberikan satu jenis makanan baru setiap tiga atau lima hari sekali. Jika tubuh si kecil bisa menerimanya dengan baik, baru ganti lagi jenis makanannya. Hindari memberikan dua atau lebih makanan baru di hari yang sama karena Anda akan kesulitan menentukan makanan mana yang menjadi penyebab alergi (jika ada).

Pemicu alergi makanan pada bayi

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, si kecil bisa terkena alergi akibat adanya zat yang dianggap berbahaya pada makanan yang dia konsumsi. Ketika makanan tersebut masuk ke dalam tubuh si kecil, sistem imun tubuh akan menganggapnya sebagai zat asing yang akan menimbulkan penyakit. Setelah itu, sistem imun lalu bereaksi dengan cara memproduksi immunoglobulin E (IgE). 

Ini berarti, ketika bayi mengkonsumsi makanan dengan kandungan yang sama, antibodi dalam tubuhnya akan mengirimkan tanda kepada sistem imun. Kemudian sistem imun meresponnya dengan mengeluarkan hastamin serta beberapa zat kimia lainnya ke aliran darah. Inilah yang kemudian memicu kemunculan ciri-ciri alergi makanan pada si kecil. 

Bisakah alergi makanan pada bayi dideteksi?

Alergi makanan pada bayi bisa Anda deteksi biasanya ketika si kecil berusia bayi dan di awal usia anak. Akan tetapi, Anda harus ingat bahwa ada banyak reaksi alergi pada bayi. Dan reaksi antara satu bayi dengan yang lain pastinya berbeda-beda. 

Beberapa bayi langsung menunjukkan reaksi saat pertama kali mengkonsumsi makanan tertentu, beberapa yang lain justru membutuhkan waktu hingga reaksi alerginya muncul. Namun secara umum, tubuh si kecil butuh waktu beberapa bulan sampai alerginya berkembang. 

Apakah alergi makanan pada bayi bisa sembuh dengan sendirinya?

Dari sekian banyak jenis alergi makanan pada bayi, beberapa diantaranya dapat sembuh dengan sendirinya seiring pertumbuhan si kecil. Alergi yang masuk ke dalam kategori ini diantaranya adalah alergi kacang kedelai, telur, susu sapi, dan alergi gandum. 

Di sisi lain, ada beberapa alergi lain yang tidak bisa sembuh dengan sendirinya. Seperti alergi ikan, udang, dan kerang bisa bertahan hingga si kecil dewasa. Untuk itu, Anda harus memahami setiap alergi yang dialami oleh anak Anda. Dengan begitu, Anda bisa menghindari bahan makanan yang bisa memicu alergi tersebut. 

Apa saja gejala alergi makanan pada bayi?

Ketika si kecil mengalami alergi makanan, biasanya diikuti oleh beberapa gejala. Gejala ini tidak selalu sama antara satu bayi dengan yang lainnya. Selain itu, gejalanya bisa muncul pada salah satu bagian tubuh, dan bisa juga lebih dari itu. 

Akan tetapi secara umum, berikut ini beberapa bagian tubuh yang biasanya menunjukkan reaksi dan gejala alergi makanan pada bayi:

Pencernaan

  • Diare
  • Muntah
  • Mual
  • Sakit perut

Pernapasan:

  • Bersin
  • Sakit tenggorokan
  • Hidung tersumbat
  • Mengi
  • Sesak nafas
  • Pilek

Kulit:

  • Muncul bengkak di bagian-bagian tertentu, misalnya wajah, bibir, dan lidah
  • Muncul ruam di kulit diikuti dengan rasa gatal
  • Muncul bintik-bintik berwarna merah yang tampak seperti bekas gigitan nyamuk

Sirkulasi darah:

  • Kulit tampak pucat
  • Hilang kesadaran atau keseimbangan
  • Pada beberapa kasus, bayi bisa menderita anafilaksis atau kondisi ketika tubuh menunjukkan reaksi yang sangat berat dan dapat membahayakan nyawa si kecil.

Apa saja makanan yang bisa menyebabkan alergi?

Pada tahap paling berat, alergi makanan pada bayi bisa langsung terjadi setelah si kecil mengkonsumsi makanan tertentu. Namun di tahap yang lebih ringan, biasanya reaksi muncul dalam waktu 2 jam. 

Selain itu, alergi makanan juga lebih sering ditemukan pada keluarga yang memiliki riwayat alergi serta beberapa kondisi, seperti asma atau demam. Lalu untuk makanan yang bisa menyebabkan alergi pada bayi adalah sebagai berikut:

  • Gandum
  • Kedelai
  • Susu
  • Kerang
  • Ikan
  • Telur
  • Kacang Pohon atau kacang tanah
  • Kacang polong, lentil, dan lainnya
  • Sayuran
  • Buah-buahan tertentu

Dari semua makanan ini, yang paling sering menyebabkan alergi pada bayi adalah telur, susu, dan kacang-kacangan. Sementara tiga makanan paling bawah menjadi makanan yang paling jarang menyebabkan alergi. 

Bagaimana cara mengatasi alergi makanan pada bayi?

Sebagai orang tua, Anda harus selalu cermat dan teliti setelah bayi mulai memasuki usia MPASI. Saat si kecil mulai menunjukkan gejala alergi makanan, sebaiknya segera lakukan konsultasi dengan dokter anak terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Di samping itu, setelah mengetahui penyebab alerginya, Anda harus menghindari makanan tersebut hingga usianya 3 tahun. Ini adalah cara mengatasi alergi pada bayi yang paling mudah dan cukup efektif. 

Anda juga harus teliti saat memilih makanan olahan bayi. Baca dengan teliti komposisi bahan yang ada di dalamnya dan pastikan tidak ada bahan-bahan yang dapat menyebabkan alergi makanan. 

Ketika si kecil sudah menunjukkan gejala alergi, biasanya dokter akan merekomendasikan resep obat untuk mengatasinya. Jika reaksinya termasuk ringan sampai sedang, dokter akan merekomendasikan obat antihistamin yang bentuknya bisa gel, cairan, dan tablet. Sedangkan jika gejalanya termasuk parah, dokter akan memberikan suntikan epinefrin melalui paha. 

Jika Anda memberikan susu formula pada si kecil, sebaiknya Anda selalu waspada karena susu formula cukup beresiko tinggi untuk menimbulkan alergi pada bayi. Kalau memungkinkan, sebaiknya jangan dulu memberikan susu formula. 

Cara mengatasi alergi makanan pada bayi yang berikutnya adalah dengan memberikan makanan yang memiliki resiko pemicu alergi kecil pada si kecil. Misalnya seperti bubur beras atau sayuran tertentu. Akan tetapi Anda harus tetap memastikan kebutuhan gizi si kecil terpenuhi, ya. 

Terakhir, Anda harus selalu selektif dalam memilih makanan untuk MPASI bayi. Khususnya jika si kecil sudah menunjukan gejala-gejala alergi makanan. Ini cara yang cukup efektif untuk mencegah si kecil mengalami alergi saat mengkonsumsi makanan tertentu. 

Baca Juga: Bahan dan Resep MPASI Sehat untuk Bayi

Komentar