Bagikan ke:

Fobia atau kecemasan / ketakutan terhadap hal atau situasi tertentu sering kali dimiliki seseorang. Jenis-jenis fobia ada beberapa tergantung dengan klasifikasinya. Apabila terdapat perasaan takut akan sesuatu yang terkadang tidak mengidap sesuatu adalah lucu dan aneh, tetapi bagi orang yang mengalami hal tersebut benar-benar menakutkan dan sering kali tidak diketahui penyebab dari hal tersebut. Kebanyakan orang menyebut hal tersebut dengan istilah fobia pada manusia.

Fobia adalah salah satu bentuk dari gangguan kecemasan. Dalam PPDGJ-III / Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa – III, Fobia masuk dalam kategori F40 yaitu anxietas fobik / kecemasan fobik. Sebagai bagian dari gangguan kecemasan, akar berkembangnya gejala ini yaitu pengelolaan yang kurang adaptif terhadap pengalaman-pengalaman rasa takut yang menimbulkan rasa cemas, yang pernah dialami seseorang sepanjang kehidupan, terhadap sesuatu hal atau objek tertentu.

Menurut PPDGJ-III, prevalensi penderita fobia adalah 2% dari populasi dengan rasio wanita dan laki-laki 2 : 1. Onset rata-rata adalah di usia 17 tahun.

Baca Juga:Tanda Depresi Psikis Mental dan Solusi Menyenangkan

Jenis Jenis Fobia

Klasifikasi Gangguan Fobik ada 3 macam, yaitu gangguan agoraphobia, gangguan fobia sosial dan fobia khas / spesifik.

1. Agorafobia

Agorafobia atau agoraphobia adalah rasa takut atau cemas berlebihan pada tempat atau situasi yang membuat penderitanya merasa panik, malu, tidak berdaya, atau terperangkap. Umumnya, agoraphobia timbul ketika penderitanya sudah pernah mengalami satu kali serangan panik atau lebih. Ketakutan atau kecemasan yang dialami selama lebih dari 6 bulan, sekitar dua atau lebih dari situasi berikut:

  •  Menggunakan transportasi umum
  •  Berada di ruang terbuka
  •  Saat berada di ruang tertutup
  •  Berada di tengah orang banyak
  •  Berada di luar rumah saja

Penderita agoraphobia biasanya akan takut meninggalkan rumah dalam waktu yang lama, takut terhadap tempat yang membuatnya sulit lari atau menyelamatkan diri, seperti di dalam lift atau mobil, serta takut jika berada sendirian di tengah keramaian.

Dalam kondisi yang sudah parah, agorafobia bisa sampai membuat penderitanya memilih untuk berada di rumah saja karena merasa aman.

2. Fobia Sosial

Social anxiety disorder atau fobia sosial adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan rasa takut akan diawasi, dihakimi, atau dipermalukan oleh orang lain. Fobia sosial juga memiliki nama lain, yaitu gangguan kecemasan sosial. Umumnya berupa rasa takut diperhatikan oleh orang lain, misalnya makan di tempat umum, berbicara di depan umum, disertai harga diri rendah dan takut dikritik.

Rasa takut atau cemas sebenarnya dapat dialami oleh siapa saja ketika berinteraksi dengan orang lain. Namun pada penderita fobia sosial, rasa takut ini dialami secara berlebihan dan menetap, sehingga memengaruhi hubungan dengan orang lain, produktivitas dalam bekerja, dan prestasi di sekolah.

3. Fobia Khas / Spesifik

Specific phobia merupakan salah satu gangguan psikologis yang paling umum, sekitar 7-11% dari populasi umum.Fobia terbatas pada objek atau situasi yang sangat spesifik, misalnya binatang tertentu, tempat tinggi, petir, darah dan lain-lain.

Contoh Fobia Khas yang sering ditemui :

  • Hemophobia, yaitu rasa takut yang berlebihan pada darah.
  • Arachnophobia, yaitu rasa takut yang berlebihan pada laba-laba.
  • Anatidaephobia, yaitu rasa takut yang berlebihan pada bebek.
  • Alektorophobia, yaitu rasa takut yang berlebihan pada ayam.
  • Cynophobia, yaitu rasa takut yang berlebihan pada anjing.
  • Ophidiophobia, yaitu rasa takut yang berlebihan pada ular.
  • Claustrophobia, yaitu rasa takut yang berlebihan pada ruang tertutup atau sempit.
  • Glossophobia, yaitu rasa takut yang berlebihan untuk berbicara di depan orang banyak.
  • Acrophobia, yaitu rasa takut yang berlebihan pada
  • Nyctophobia, yaitu rasa takut yang berlebihan pada malam atau gelap. Fobia gelap ini sering kali dialami oleh anak-anak.
  • Ablutophobia, yaitu fobia untuk mandi. Jenis fobia ini terkadang bisa terjadi pada pasien yang memiliki fobia terhadap air.
  • Haphephobia, yaitu fobia terhadap sentuhan fisik dari orang lain.
  • Anuptaphobia, fobia ini membuat pengidapnya takut terhadap dengan kesendirian (tidak bisa hidup sendiri) atau tak memiliki pasangan hidup.
  • Latrophobia, yaitu jenis fobia yang menimbulkan ketakutan irasional dan membuat seseorang menghindari untuk pergi ke dokter.
  • Ombrophobia, yaitu ketakutan berlebih pada petir dan kehujanan. Pengidap fobia jenis ini biasanya menganggap hujan atau mendung gelap sebagai sesuatu berbahaya yang bisa mendatangkan bencana.
  • Pagophobia, yaitu rasa takut akan es atau benda yang dingin dan beku.
  • Pagonophobia, yaitu rasa takut berlebihan pada jenggot.
  • Nomophobia, yaitu rasa takut berlebih saat berada jauh atau tidak menggunakan gadget.
  • Trypophobia, yaitu fobia terhadap lubang yang saling berdekatan.

Gejala Fobia :

Fobia tak hanya ditandai dengan gejala psikis seperti rasa takut saja, sebab fobia juga bisa menyebabkan pengaruh pada kondisi fisik. Berikut beberapa gejala fisik yang bisa dialami pengidap fobia.

  • Disorientasi atau bingung.
  • Pusing dan sakit kepala.
  • Dada terasa sesak dan nyeri.
  • Sesak napas.
  • Detak jantung meningkat.
  • Tubuh gemetar dan berkeringat.
  • Telinga berdengung.
  • Sensasi ingin selalu buang air kecil.
  • Mulut terasa kering.

Cara Mengatasi Fobia :

Fobia dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan dengan berbagai cara, di antaranya dengan psikoterapi dan terapi obat-obatan.

Psikoterapi

Salah satu bentuk psikoterapi untuk mengatasi fobia sosial adalah terapi perilaku kognitif. Terapi ini bertujuan untuk mengurangi rasa cemas pada penderita. Penderita akan dihadapkan pada situasi yang membuatnya cemas atau takut, kemudian psikolog atau psikiater akan memberikan solusi untuk menghadapi situasi tersebut.

Seiring waktu, diharapkan rasa percaya diri penderita akan meningkat untuk menghadapi situasi ini, meskipun tanpa pendampingan.

Terapi perilaku kognitif berlangsung selama 12 minggu, bisa dilakukan hanya berdua dengan psikiater atau secara berkelompok bersama pasien fobia sosial yang lain.

Psikiater juga akan memberikan pemahaman kepada keluarga penderita mengenai gangguan ini, agar dapat memberikan dukungan kepada penderita untuk sembuh.

Obat-obatan

Beberapa jenis obat juga dapat digunakan untuk mengatasi fobia sosial. Psikiater akan memberikan obat dalam dosis ringan terlebih dahulu, kemudian ditingkatkan secara bertahap. Sejumlah obat yang digunakan untuk fobia sosial adalah:

  • Obat anti cemas atau anti ansietas
    Obat seperti benzodiazepine dapat mengurangi kecemasan dengan cepat. Meski demikian, obat ini biasanya hanya digunakan dalam jangka pendek karena dapat menyebabkan kecanduan. Harus berhati-hati dalam penggunaannya dan hanya dapat diresepkan oleh dokter.
  • Obat antidepresan
    Selain mengatasi depresi, obat antidepresan juga dapat digunakan untuk mengatasi fobia sosial.
  • Obat penghambat beta
    Obat ini bertujuan mengatasi gejala fisik yang muncul akibat rasa takut atau cemas, yaitu jantung berdebar..

Hasil pengobatan untuk mengatasi fobia sosial tidak selalu dapat segera terlihat. Terkadang, penderita bahkan perlu mengonsumsi obat selama bertahun-tahun untuk mencegah kekambuhan. Agar hasilnya optimal, lakukan pengobatan sesuai anjuran dokter dan rutin berdiskusi dengan dokter mengenai perkembangan kondisi penyakit.

Sumber :

  1. PPDGJ-III / Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa – III
    1. DSM-5 Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders.

oleh : dr. Odilia Yelly Ondy

Komentar