Perkembangan emosi anak menjadi aspek penting sejak ia masih di usia kanak-kanak. Nantinya proses perkembangan inilah yang bisa memberikan dampak pada kepribadiannya saat dewasa.
Meski demikian, setiap anak adalah insan yang berbeda dan memiliki keunikannya masing-masing. Sehingga dalam mendidiknya tidak bisa menyamaratakan. Orang tua perlu memberikan dukungan yang bisa membantu tahapan perkembangan anak.
Seberapa Penting Anak Memiliki Kemampuan Pengelolaan Emosi yang Baik?
Emosi adalah suatu kemampuan yang berguna mengontrol dan memahami kondisi diri sendiri maupun orang lain. Semua orang baik dewasa maupun anak-anak, tua atau muda, perlu memiliki kontrol emosi yang baik.
Pasalnya, tidak memiliki emosi juga merupakan permasalahan. Orang tidak akan bisa memahami apa yang ada di sekitarnya dan tentang dirinya sendiri. Namun kontrol emosi yang lemah juga akan berdampak buruk dalam kehidupan.
Memiliki kontrol emosi yang baik tidak serta merta begitu saja muncul dalam diri seseorang. Ada banyak faktor yang bisa membuat hal tersebut terjadi. Yang terpenting adalah mendidik anak agar bisa memiliki emosi yang bagus sejak dini.
Apa yang orang tua dan lingkungan ajarkan kepada anak yang masih kecil, akan lebih melekat kuat. Daripada ketika mereka sudah beranjak dewasa, hal tersebut akan lebih sulit.
Nantinya perkembangan emosi ini akan bermanfaat untuk membentuk kepribadian seseorang ke depannya. Sehingga penting sekali untuk memantau dan mengarahkan anak terkait emosinya.
Berapa keterampilan emosi yang perlu anak miliki adalah kesadaran diri, kesadaran sosial, dan tidak mudah menyerah. Tanggung jawab, jujur, dan membangun hubungan juga perlu.
Nantinya perkembangan emosi dasar pada anak bisa berimbas pada pembentukan kepribadiannya. Apalagi saat melakukan pergaulan dengan lingkungannya seperti sekolah, keluarga, dan lainnya.
Tahapan Perkembangan Emosi Anak Usia 6-9 Tahun
Proses perkembangan emosi anak usia 6-9 tahun merupakan fase yang menarik. Pasalnya pada fase inilah si kecil mulai mengenal berbagai hal tentang dunia luar dan sekitarnya.
1. Tahapan Perkembangan Emosi Anak Usia 6 Tahun
Pada usia 6 tahun anak akan cenderung memiliki rasa takut akan suatu hal tertentu. Yang mungkin saja bisa jadi hal yang pernah anak ketahui sebelumnya. Seperti hewan buas, hewan menjijikkan, penculikan, dan sebagainya.
Masuk pada usia 6 tahun anak akan lebih paham dengan apa yang sedang terjadi padanya. Anak akan lebih mengenal emosinya ataupun emosi orang lain. Sehingga pada fase ini anak akan merasa bahwa ia merupakan sosok yang siap dewasa.
Selain itu di usia ini anak akan mengerti kata-kata apa yang tidak boleh terucap ke orang lain. Alias menjadi salah satu bentuk yang bisa menyakiti orang lain. Orang tua perlu membimbing anak dan mendukungnya agar perkembangannya lebih baik.
2. Tahapan Perkembangan Emosi Anak Usia 7 Tahun
Selanjutnya pada usia 7 tahun maka perkembangan emosi anak akan terlihat pada beberapa hal. Pada usia ini anak akan menjadi pribadi yang lebih peka secara emosi. Mereka memiliki rasa empati kepada orang lain.
Pada tahapan ini juga anak dapat mengelola emosi terhadap beberapa hal secara alami. Perkembangan anak usia 7 tahun akan membuatnya bisa lebih mengerti saat berhadapan dengan keadaan tertentu.
Pada masa ini seorang memerlukan ruang untuk bisa tumbuh dengan nyaman. Sehingga penting sekali bagi orang tua untuk memberikan wadah kepada mereka dalam keluarga.
3. Tahapan Perkembangan Emosi Anak Usia 8 Tahun
Anak usia 8 tahun akan mengalami perkembangan emosi yang sudah mencapai beberapa hal. Yang mana si kecil akan memiliki emosi yang lebih cepat berubah-ubah. Seperti gampang marah, bersikap kasar saat kesal, dan sebagainya.
Anak cenderung tidak sabar dalam menginginkan sesuatu yang ia ingin dapatkan. Pada masa ini tentunya mereka sudah masuk sekolah dan mereka akan mulai mengerti dengan uang. Apalagi jika ingin membeli jajan/mainan.
4. Tahapan Perkembangan Emosi Anak Usia 9 Tahun
Ada beberapa kemampuan secara emosi yang bisa anak usia 9 tahunan lakukan. Pada tahapan ini anak mulai bisa melakukan kontrol emosi pada beberapa waktu. Selain itu anak juga memiliki rasa empati yang kuat.
Sehingga mereka akan lebih mengerti dan peka dengan lingkungan dan orang sekitar. Pada saat ini anak akan mulai merasakan rasa stres dan cemas yang sedikit berlebihan akibat pelajaran di sekolah.
Apalagi kurikulum masa kini yang semakin membuat para siswa harus bisa bergerak cepat. Solusi dari permasalahan ini adalah membimbing mereka untuk melakukan strategi belajar yang efektif. Peran orang tua cukup besar pada masa ini.
Baca Juga :Cara Meningkatkan Minat Baca Anak yang Efektif
Cara Berkomunikasi Sesuai dengan Jenis Kelamin Anak
Perkembangan emosi pada masing-masing anak tentunya tidak sama antara anak satu dengan anak lainnya. Nah, itulah kenapa orang tua tidak bisa menyamakan antara cara mereka berkomunikasi dan mendidik masing-masing anak.
Tidak hanya pada lingkungan sekolah saja terkait cara berkomunikasi yang berbeda-beda. Namun di lingkungan rumah juga sangat penting apalagi keluarga. Misalnya cara berkomunikasi antara saudara kandung, apalagi jika jenis kelaminnya berbeda.
Karakteristik anak dalam melakukan komunikasi bisa bergantung pada jenis kelaminnya. Pasalnya struktur otak anak laki-laki dan perempuan itu berbeda. Untuk anak laki-laki adalah sebagai berikut.
- Libatkan mereka dalam berbagai kegiatan;
- Cari tahu dan pancing anak agar mau untuk bercerita;
- Gunakan obrolan yang tidak bertele-tele;
- Ajarkan anak laki-laki untuk membuat dirinya bisa mengontrol emosi dengan sendirinya.
Selanjutnya untuk perempuan berbeda lagi, yakni sebagai berikut.
- Dengarkan dengan seksama saat mereka menyampaikan sesuatu;
- Bicaralah dengan anak perempuan dari hati ke hati;
- Jangan lupa menatap mata anak saat berbicara dengannya, hal ini akan menunjukkan kalau fokus ke si anak;
- Berikan mereka pelukan dan sentuhan saat menyampaikan kesedihannya.
Tips Mendidik Anak Agar Tidak Mudah Menyerah
Tentunya anak akan mengalami banyak fase seperti kekalahan, kekecewaan, kegagalan, dan sebagainya. Fase ini tentunya akan menjadikan anak menjadi down untuk beberapa dan mereka akan menjadi gampang menyerah.
Sampai di sini tugas orang tua adalah membesarkan hati mereka untuk tetap berjuang. Dan menjelaskan bahwa kegagalan bukan hal yang salah, selain sebagai tempat evaluasi.
Dengan mendidiknya seperti demikian, maka nantinya bisa berdampak pada perkembangannya di usia dewasa. Nah, berikut ini adalah tips mendidik anak agar tidak gampang menyerah.
- Orang tua menjadi contoh untuk anak mereka sendiri;
- Beri kesempatan mereka membuat kesalahan;
- Memuji anak dengan cara yang benar;
- Ajari si kecil mengelola emosi dengan baik;
- Ajari proses pemecahan masalah.
Bagi Anda yang hendak mencari berbagai referensi informasi terkait dengan parenting, bisa mengunjungi situs Nasehat.id. Situs ini akan membantu Anda lebih banyak menerima informasi update terkait parenting.
Demikian beberapa informasi penting terkait perkembangan emosi anak yang perlu orang tua perhatikan. Penting sekali memantau dan mendampingi perkembangan anak di masa kecil