Melihat anak memukul saudara atau temannya tanpa sebab bisa jadi membuat Anda mempertanyakan kembali pola asuh yang Anda terapkan. Pasalnya Anda tidak pernah sekalipun mengajarkan si balita untuk memukul dan melakukan kekerasan. Namun si kecil tetap melakukannya. Di sinilah pentingnya mengetahui apa penyebab serta bagaimana cara mengatasi perilaku tersebut.
Pada dasarnya, saat anak memukul teman atau saudaranya, pasti ada alasan yang mendasarinya. Dan Anda tidak perlu khawatir karena ada berbagai macam cara untuk mengatasinya.
Yang terpenting, Anda tidak boleh terburu-buru menyalahkan diri sendiri saat melihat si kecil melakukan perilaku tidak baik seperti memukul temannya. Sebab, anak yang menjadi agresif merupakan bagian dari tahap awal perkembangannya.
Mengenal berbagai macam alasan si kecil suka memukul tanpa sebab
Tahukah Anda? Terkadang memukul menjadi salah satu bentuk komunikasi yang dilakukan oleh anak kecil sebab mereka memiliki keterbatasan dalam berbicara. Itulah sebabnya, Anda tidak diperkenankan buru-buru memarahi si kecil saat dia memukul orang-orang di sekitarnya.
Sebaliknya, Anda perlu memahami terlebih dulu arti perilaku agresif tersebut. Namun ingat, Anda harus ikut mengarahkan agar si kecil tidak menjadikannya sebagai kebiasaan. Nah, berikut ini beberapa alasan di balik perilaku agresif si kecil yang bisa Anda jadikan acuan:
Mempertahankan miliknya
Setiap balita cenderung lebih posesif terhadap apa yang dia anggap sebagai miliknya. Maka dari itu, tak heran jika si kecil bisa menjadi agresif saat ada yang mengambil miliknya. Di sisi lain, dalam beberapa kasus, si kecil juga bisa jadi memukul karena temannya tidak mau bergantian.
Tidak cukup sampai di situ saja, kadang-kadang ketika perkataan si kecil tidak diacuhkan oleh temannya, dia juga mungkin akan memukul untuk mencari perhatian.
Mengungkapkan perasaannya
Balita mempunyai kosakata yang yang terbatas sehingga akan mengalami kesulitan untuk mengekspresikan atau mengungkapkan perasaannya. Tak ayal, ketika si kecil tidak dapat menemukan kata yang tepat untuk menunjukan keinginannya, merasa frustasi, atau kesulitan mengekspresikan dirinya, dia lebih memilih untuk memukul orang-orang di sekitarnya.
Jadi sebelum memarahi si kecil, sebaiknya pastikan terlebih dahulu emosi apa yang sedang dia rasakan.
Tidak nyaman
Saat balita merasa tidak nyaman, lelah, haus, bosan, atau lapar, kemungkinan besar mereka akan merasa marah dan bisa memukul tanpa sebab. Untuk mencegahnya, Anda dapat memastikan bahwa si kecil sudah makan dan tidur dengan cukup sebelum pergi bermain dengan teman-temannya.
Perubahan besar dalam keluarga
Si kecil juga bisa tiba-tiba menjadi agresif seperti menggigit atau memukul saat dia merasakan perubahan yang besar dalam keluarganya. Hal ini biasanya didorong oleh perasaan tidak nyaman yang mereka rasakan.
Beberapa contoh perubahan tersebut seperti kelahiran adik baru, pindah rumah, atau bahkan kekerasan dalam rumah tangga.
Tidak bisa menyalurkan energi dengan optimal
Alasan lain yang biasanya menyebabkan si kecil senang memukul tanpa sebab adalah ketidakmampuannya untuk menyalurkan energi dengan optimal. Singkatnya, si kecil tidak memiliki kegiatan yang cukup banyak.
Ketika anak melakukan berbagai macam kegiatan bersama teman-temannya, mereka secara tidak sadar menyalurkan energi yang ada dalam tubuhnya. Oleh sebab itu, sebaiknya biarkan mereka menjelajahi banyak hal bersama teman-temannya.
Di samping itu, si kecil juga bisa saja memukul untuk membela diri seperti saat ada anak lain yang memukul atau menggigitnya lebih dulu.
Tips mengatasi balita yang sering marah dan memukul tanpa sebab
Perilaku sering marah serta senang memukul tanpa sebab pada anak kecil sebenarnya masih bisa diatasi selama Anda dapat memberikan reaksi yang tepat. Sebab, reaksi Anda sebagai orang tua merupakan kunci utama perubahannya.
Berikut ini beberapa panduan singkat yang bisa Anda lakukan untuk menghentikan kebiasaan agresif si kecil mulai dari sekarang:
Jangan menggunakan kekerasan
Setiap jenis kekerasan yang Anda lakukan pada si kecil justru akan membuatnya jadi lebih agresif. Itulah sebabnya, Anda harus menghindari untuk memukul, mencubit, menampar, atau melakukan kekerasan lain kepada si kecil.
Jika ingin memberi pelajaran pada anak, Anda bisa melakukannya dengan cara yang lembut seperti memeluknya lalu memberikan nasihat dengan tegas.
Pisahkan dari anak-anak lain
Jika memungkinkan, segera jauhkan si kecil dari anak-anak lain saat Anda melihatnya melakukan kekerasan. Misalnya berebut mainan atau yang lainnya. Setelah memisahkan mereka, Anda bisa mengarahkan si kecil pada mainan yang lain untuk mengalihkan perhatiannya.
Akan tetapi, bila si kecil yang merebut mainan temannya, segera jauhkan dia dari mainan tersebut. Tujuannya agar dia tahu bahwa di tidak akan mendapatkan apa pun dengan bersikap kasar.
Ajarkan meminta maaf
Ketika si kecil memukul temannya, segera ajak untuk meminta maaf agar dia tahu bahwa yang dilakukannya itu tidak baik. Cara ini membantu Anda untuk menanamkan kebiasaan baik sejak dini kepada anak-anak.
Sayangnya, terkadang anak akan menolak atau meminta maaf dengan tidak tulus. Jika seperti itu, biarkan saja sebab si kecil masih belum bisa menempatkan diri dalam posisi orang lain.
Dengan tetap mengajaknya meminta maaf, perlahan-lahan sikap ini akan meresap dalam dirinya sampai dia menyadari konsekuensi dari tindakannya sendiri.
Ajak berdiskusi
Ketika si kecil sudah mulai tenang, segera ajak berdiskusi mengenai alasan sikap agresif yang dia lakukan. Tanyakan kenapa dia memukul temannya dengan lembut namun tetap tegas. Lalu berikan nasihat seperti “menyakiti orang lain itu tidak baik, lagipula dipukul itu sakit. Jangan diulangi, ya”.
Agar si kecil jadi tidak terbiasa memukul, Anda juga bisa memberikan penjelasan tambahan padanya bahwa merasakan emosi sesekali merupakan hal yang wajar, namun tidak sampai memukul atau menyakiti temannya.
Ajarkan si kecil menggunakan tangan dengan baik
Tips berikutnya yang bisa Anda lakukan adalah dengan mengajarkan pada si kecil untuk menggunakan tangan dengan baik. Cara ini memerlukan waktu yang cukup lama sebab Anda harus memeluk, memijat, atau membelai si kecil sambil memberitahu bagaimana cara menggunakan tangannya dengan baik.
Beri hukuman jika si kecil mengulangi perbuatannya
Anda juga bisa memberikan hukuman jika si kecil mengulangi perbuatannya. Hukuman tidak harus selalu berupa kekerasan, sebab masih banyak cara lain yang bisa Anda lakukan. Contohnya dengan mengurangi waktu bermain bersama mainan favoritnya.
Kemudian, Anda juga perlu memahami bahwa balita bisa menjadi agresif karena meniru apa yang mereka lihat. Entah melalui film, acara TV, atau secara langsung. Untuk mengatasinya, Anda harus selalu mengawasi setiap tontonan yang dikonsumsi oleh si kecil. Bahkan bila perlu, Anda dapat memilih program TV atau Youtube khusus untuk anak-anak agar keamanan si kecil lebih terjamin.
Mempunyai balita yang sering memukul tanpa sebab memang jadi tantangan tersendiri. Akan tetapi selama Anda memahami alasan serta cara mengatasinya, Anda dapat mengubah perilaku negatif tersebut secara perlahan-lahan sampai si kecil tidak lagi mengulanginya di kemudian hari.
Namun, apabila perilaku agresif ini masih terus berlanjut, sebaiknya segera meminta bantuan pada psikolog anak. Dengan begitu, Anda dapat mendapat bantuan dalam menelaah penyebab utama perilaku tersebut serta memperbaikinya.
Baca Juga:Waspada Diabetes pada Anaktips