Bagikan ke:

Bermain adalah hal yang penting dalam proses perkembangan anak. Karena itu, orang tua zaman dulu mengembangkan berbagai mainan tradisional yang dapat membuat anak-anak menjadi lebih aktif. 

Lewat permainan tradisional itu, anak-anak dapat mengembangkan keterampilan individu dan sosial yang diperlukan di masa depan. Seiring berkembangnya teknologi modern, muncul berbagai permainan baru yang menggunakan teknolog. Sebut saja seperti game online, Playstation, mobil-mobilan, hingga boneka-bonekaan.

Tidak dapat dipungkiri, permainan modern tersebut membantu anak melek teknologi serta mendorong kreativitas. Akan tetapi dampak negatif yang timbul pun tidak bisa dianggap sepele. Pasalnya, kemampuan interaksi sosial dan alam perlahan-lahan berkurang. 

Akibatnya, anak mengalami krisis sosialisasi dan komunikasi dengan teman serta orang-orang di sekitarnya. Dan hal ini pada akhirnya berdampak buruk bagi perkembangan anak, utamanya dalam kemampuan juga keterampilan sosial. 

Sebaliknya, mainan tradisional justru membawa manfaat bagi perkembangan anak. Baik dalam kemampuan bersosial maupun keterampilan lainnya. Lantas apa saja manfaat tersebut? Mari kita bedah satu per satu.

Jenis-jenis permainan tradisional

Anggi Setia Lengkana dan Yusep Mulyana dalam buku “Permainan Tradisional” menyebutkan bahwa permainan tradisional berdasarkan sifatnya dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

Rekreatif

Permainan rekreatif biasanya digunakan untuk mengisi waktu luang tanpa memperdulikan siapa yang menang atau kalah. Yang lebih penting dari jenis permainan ini adalah meningkatkan jasmani dan rohani anak. 

Kompetitif

Dalam jenis permainan ini ada beberapa ciri khusus, diantaranya terorganisir, aturan permainan telah disepakati sebelumnya, dan memiliki kriteria untuk menentukan pemenang. Karena itu, permainan kompetitif seringkali dibuat menjadi sebuah pertandingan. 

Nah, permainan tradisional yang dipertandingkan biasanya terdiri dari tiga kelompok. Pertama strategis (seperti permainan galah asin), lalu mengutamakan fisik (seperti tarik tambang), kemudian mengandalkan keberuntungan (seperti tepok gambar).

Edukatif

Seperti namanya, jenis permainan ini mempunyai unsur pendidikan di dalamnya sehingga anak-anak dapat melatih keterampilan-keterampilan yang akan bermanfaat ketika mereka mengenyam pendidikan formal dan non formal. 

Macam-macam mainan tradisional Indonesia

Engklek

Karena lebih disukai oleh perempuan, banyak yang menganggap engklek adalah permainan khusus untuk anak perempuan. Padahal, laki-laki pun boleh ikut memainkannya. Untuk bermain engklek, paling tidak harus ada dua orang namun tentu saja semakin banyak semakin seru. 

Nantinya anak-anak akan membuat denah petak untuk sarana bermainnya. Setelah itu mereka harus menapak di setiap petak menggunakan satu kaki. Jika pemain berganti kaki, menggunakan dua kaki, melempar gancu keluar dari garis, atau menginjak garis batas maka dinyatakan kalah.

Petak Umpet

Petak umpet termasuk permainan yang lebih cocok dimainkan oleh banyak orang. Cara bermainnya yaitu memilih satu pemain untuk menutup mata sambil berhitung, sementara yang lainnya bersembunyi. Setelah hitungan selesai, pemain yang “jaga” harus mencari semua teman-temannya di tempat persembunyian mereka.

Egrang

Egrang merupakan permainan tradisional khas Jawa Barat yang seru sekaligus menarik, sehingga banyak anak-anak di daerah lain yang ikut memainkannya. Untuk bermain egrang dibutuhkan sepasang bambu yang memiliki tumpuan atau alas kaki di bawahnya. Setelah itu, anak-anak menaikinya dan berjalan sambil menjaga keseimbangan tubuh.

Lompat Tali

Lompat tali adalah permainan yang mengharuskan pemainnya melewati tali dengan ketinggian tertentu. Dimulai dari ketinggian paling rendah lalu dinaikkan lebih tinggi lagi secara bertahap hingga satu jengkal di atas kepala. 

Congklak

Congklak atau dakon adalah permainan yang menggunakan papan dan biji-bijian sebagai sarana bermainnya. Dimainkan oleh dua orang dengan cara mengambil semua biji dari satu lubang untuk mengisi lubang yang lain. 

Pemain harus mengisi lubang satu per satu dari kiri ke kanan sampai bijinya habis lalu lanjut dari lubang terakhir. Begitu terus sampai ada pemain yang memiliki jumlah biji paling banyak.

Gobak Sodor

Gobak sodor merupakan permainan kelompok yang mengharuskan pemain menjaga benteng milik mereka. Oleh karena itu, semua anggota kelompok harus bisa bekerja sama dengan baik. 

Dalam permainan ini, ada kelompok yang “bertahan” dan “menyerang”. Kelompok “menyerang” bertugas untuk berlari dari garis start sampai ke finish sambil menghindari tangkapan kelompok “bertahan”.

Bekel

Bekel merupakan permainan yang memerlukan keahlian khusus sebab setiap pemain harus bisa mengambil semua biji dengan cepat sambil memantulkan bola bekelnya. Tentu saja bijinya diambil satu per satu sesuai dengan “level”nya. 

Manfaat mainan tradisional bagi anak

Tidak dapat dipungkiri bahwa mainan tradisional akan memberi banyak pengaruh terhadap masa depan tanah air. Lewat permainan tradisional, setiap orang bisa merasa senang. 

Di sisi lain, setiap permainan tradisional juga mempunyai peran tersendiri dalam perkembangan kecerdasan anak-anak. Hal inilah yang membedakannya dengan setiap permainan modern. Adapun manfaat dari setiap permainan tradisional adalah:

Meningkatkan kreativitas

Ketika anak masuk ke dalam lingkungan permainan tradisional, suasana yang menyenangkan, nyaman, serta aman akan mendorong kreativitas, cara berpikir, dan daya khayal mereka. 

Jika dilihat kembali, game online yang banyak digandrungi anak-anak saat ini sebenarnya lebih monoton dibanding permainan tradisional. Saat anak bermain dengan gawai, komunikasi yang terjalin tidak intens. 

Sedangkan dalam permainan tradisional anak-anak bisa bebas berkreasi atau mengeluarkan ide untuk membuat hal yang mereka sukai. Contohnya seperti pistol-pistolan dari pelepah pisang atau membangun rumah-rumahan dari kardus, dan lain sebagainya.

Dari kegiatan ini, mereka mengasah kemampuan problem solving yang out of the box dan akan berguna di masa depan.

Mencerdaskan otak

Pada saat anak-anak bermain di luar, perkembangan kognitifnya. Terutama cara berpikir mereka. Misalnya ketika bermain kelereng atau gundu, anak akan memikirkan sebuah cara agar kelereng mereka bisa mengenai kelereng lain. 

Di samping itu, permainan tradisional juga lebih banyak melibatkan aktivitas fisik sehingga otot-otot bekerja sehingga tubuh jadi lebih sehat. 

Mengatasi konflik

Pada dasarnya anak-anak memiliki tingkah laku yang dapat menyebabkan konflik. Misalnya bertengkar dengan teman-temannya, bersikap egois, maupun bersaing dengan agresif. Nah, bermain ternyata dapat melatih jiwa sosial, sifat simpatik, dan sifat kooperatif anak yang efektif untuk menanggulangi konflik tadi.

Anak-anak dapat belajar menerima kekalahan tanpa harus menangis atau marah, mereka juga akan belajar untuk memberikan penghargaan pada teman yang menang. Ada kalanya, mereka meminta maaf setelah bertengkar atau ketika melakukan kesalahan. Kemampuan seperti ini tentu akan sangat berguna di masa depan.

Mengasah empati

Manfaat permainan tradisional bagi anak yang selanjutnya adalah melatih empati mereka. Secara sadar ataupun tidak, anak akan mencoba memahami perasaan teman-temannya saat bermain bersama. Dengan begitu, mereka akan mendapatkan bekal untuk bersosialisasi di kemudian hari.

Melatih panca indera

Kebanyakan permainan tradisional Indonesia sebenarnya cocok untuk mengasah panca indera anak-anak. Misalnya seperti petak umpet yang dapat meningkatkan kepekaan pendengaran anak.

Tak hanya itu, ada juga beberapa permainan yang dapat melatih motorik halus anak. Contohnya ketika bermain engklek, anak-anak berlatih menggambar secara presisi dan melempar dengan tepat sehingga ganconya tidak keluar garis batas. 

Atau dalam permainan bekel di mana anak-anak harus mengambil biji satu per satu dengan kecepatan tertentu. Semakin banyak mereka bermain, semakin bagus koordinasi antara tangan dan mata mereka. 

Mencegah stres

Salah satu permainan tradisional yang populer di Indonesia, yaitu lompat tali, ternyata dapat mencegah anak merasa stres. Pasalnya ketika mereka melompat-lompat, otak mereka akan mengeluarkan hormon dopamin yang memicu perasaan bahagia. 

Nah, saat mereka merasa bahagia, resiko stres pun akan berkurang. Tak hanya itu, aktivitas fisik juga dapat menghindarkan mereka dari resiko obesitas. 

Mendidik anak untuk bertanggung jawab

Banyak permainan tradisional yang mengajarkan anak untuk bertanggung jawab. Contoh paling kecilnya, mereka belajar merapikan kembali barang-barang yang digunakan untuk bermain atau membersihkan arena bermain dari sampah yang mengganggu, dan lain sebagainya. 

Baca Juga: Channel Youtube Untuk Anak-Anak yang Edukatif dan Menyenangkan

Komentar