Bagikan ke:

Saat sakit menyerang, kita biasanya mengkonsumsi obat yang dijual di warung terlebih dulu sebelum konsultasi ke dokter. Biasanya obat seperti paracetamol menjadi andalan untuk menghilangkan sakit kepala, demam, pusing atau gejala sakit yang lain. 

Sebagai obat penghilang rasa sakit yang bisa digunakan tanpa resep, paracetamol memang pantas disebut sebagai pertolongan pertama untuk berbagai macam gejala. Namun ingat, jangan sampai Anda mengkonsumsi obat ini dalam jangka panjang sebab ada efek samping yang cukup membahayakan. 

Dalam kesempatan ini, kita akan membahas apa saja efek samping dan bahaya konsumsi paracetamol dalam jangka panjang. Simak baik-baik, ya!

Apakah paracetamol memiliki efek samping?

Seperti obat yang lain, paracetamol juga memiliki efek samping. Hanya saja, sangat jarang terjadi. Sayangnya karena mudah didapatkan dan bisa digunakan tanpa resep, banyak orang menganggap obat ini aman dari efek samping. 

Berikut ini beberapa efek samping dari paracetamol:

  1. Mual, gatal-gatal, kehilangan nafsu makan, sakit perut bagian atas 
  2. Feses berwarna pucat dan urine berwarna gelap 
  3. Muncul warna kuning pada mata dan kulit
  4. Ruam dan bengkak pada penderita alergi paracetamol 
  5. Tekanan darah rendah dan detak jantung meningkat bisa terjadi jika paracetamol diberikan di vena lengan
  6. Trombositopenia (sel trombosit rendah), leukopenia (sel darah putih rendah), atau kelainan darah lainnya. 
  7. Kerusakan ginjal serta hati jika Anda mengalami overdosis

Tidak semua orang merasakan efek samping yang ada di atas karena memang jarang muncul. Namun jika Anda mengalami salah satu efeknya setelah minum paracetamol, sebaiknya langsung hubungi dokter. 

Ketujuh efek samping di atas bisa muncul dalam penggunaan jangka pendek saja. Sementara penggunaan paracetamol dalam jangka yang panjang masih diperdebatkan sampai saat ini. 

Apa bahaya konsumsi paracetamol jangka panjang?

Profesor Philip Conaghan dari University of Leeds memimpin sebuah penelitian yang mencoba menjawab pertanyaan ini. Hasilnya, para peneliti menemukan adanya kemungkinan resiko kemunculan penyakit jantung, gangguan sistem pencernaan, serta masalah ginjal saat mengkonsumsi paracetamol dalam jangka panjang. 

Namun persentase resikonya kecil sekali tapi peluang penyakit yang sudah disebutkan tadi tetap ada. Di sisi lain, penelitian ini juga menunjukkan bahwa resiko kesehatan akibat penggunaan obat pereda sakit ini tidak bisa diremehkan. 

Penelitian yang dilakukan oleh Profesor Philip memang harus digali lebih dalam lagi, namun Anda tetap harus berhati-hati ketika ingin menggunakan paracetamol dalam waktu yang lama. Pastikan Anda telah melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dulu. 

Ketergantungan Paracetamol

Selain penyakit yang sudah disebutkan dalam penelitian Profesor Philip di atas, paracetamol juga bisa menimbulkan ketergantungan. Terlebih jika dikonsumsi lebih dari dosis yang dianjurkan. 

Di Indonesia sendiri pernah ditemukan kasus seorang pria 55 tahun yang ketergantungan pada obat paracetamol. Pria asal Banten ini mempunyai kebiasaan mengkonsumsi 12 tablet paracetamol setiap harinya selama 29 tahun. 

Akibat kebiasaannya tersebut, tubuhnya menjadi ketergantungan pada paracetamol. Bahkan dia sendiri sudah menganggap obat ini sebagai nasi. Sehari saja dia tidak minum obat ini, dia akan merasakan sakit kepala berat serta tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasa. 

Overdosis Paracetamol

Paracetamol juga bisa menyebabkan penggunanya overdosis. Biasanya ini terjadi saat seseorang tidak teratur minum obat namun ingin mengikuti anjuran dosis yang diberikan dokter. 

Misalnya Anda mendapatkan resep yang mengharuskan Anda mengkonsumsi paracetamol 3 kali dalam sehari. Lalu Anda lupa minum obatnya di siang hari dan baru ingat kembali malam hari, sebelum tidur. Jika seperti ini, sebaiknya Anda tidak mengkonsumsi paracetamol sebanyak dua butir karena dapat menyebabkan overdosis. 

Bisa juga terjadi karena Anda mengkonsumsi obat lain yang mengandung paracetamol tanpa disadari atau disengaja. 

Tanda-tanda awal overdosis paracetamol adalah mual, kehilangan nafsu makan, berkeringat, sakit perut, muntah, serta kebingungan atau lemah. Setelah itu, muncul lagi gejala lain berupa rasa sakit di perut bagian atas, kulit atau bagian putih mata menguning, dan urine jadi berwarna gelap. 

Ada juga kasus di mana muncul tanda reaksi alergi seperti susah bernapas, terjadi pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan, serta gatal-gatal. Jika Anda mengalami salah satu dari gejala ini, sebaiknya segera cari bantuan medis. 

Perlu Anda ketahui, jumlah konsumsi maksimal paracetamol untuk orang dewasa adalah 1.000 mg (1 gram) per dosis sampai 4.000 mg (4 gram) per dosis per hari.

Konsumsi paracetamol pada anak-anak dan orang dewasa juga sebaiknya harus disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya, jika anak Anda sedang demam namun masih bisa bermain dengan aktif dan tidak sulit makan, maka tidak perlu mengkonsumsi paracetamol. 

Sebaliknya, saat anak demam tinggi sampai membuatnya tidak bisa beraktivitas, lemas, nafsu makan menurun, dan istirahat terganggu sebaiknya langsung berikan paracetamol. Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian dosis, sebaiknya gunakan sendok takar khusus saat mengkonsumsi paracetamol. 

Berapa lama paracetamol aman untuk dikonsumsi?

Sampai saat ini, tidak ada patokan atau batasan berapa lama obat ini aman untuk dikonsumsi. Akan tetapi, perlu Anda ingat bahwa obat ini hanya bisa digunakan saat Anda memang merasakan sakit. Seperti sakit kepala atau di bagian tubuh yang lain. 

Dan jika rasa sakit itu tidak kunjung sembuh meski Anda sudah mengkonsumsi pracetamol, bisa jadi ini adalah tanda sedang terjadi gangguan di tubuh Anda. Sebaiknya segera periksa ke dokter, apalagi jika aktivitas sehari-hari Anda ikut terganggu. 

Dengan begitu, segala macam masalah kesehatan yang Anda alami dapat terdeteksi dini oleh dokter. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter langsung tentang penggunaan obat dalam jangka panjang.

Aturan Penting Konsumsi Paracetamol

Ada 4 aturan penting yang harus dipatuhi saat menggunakan paracetamol supaya Anda terhindar dari ketergantungan dan efek samping. Yaitu: 

  • Jangan mengkonsumsi lebih dari dosisi yang dianjurkan 
  • Beri jeda waktu minimal 4 jam untuk penggunaan obat berikutnya. 
  • Tidak boleh mengkonsumsi lebih dari 4 dosis dalam satu hari.
  • Segera konsultasi ke dokter jika sakit yang diderita tidak kunjung sembuh setelah minum paracetamol selama 3 hari. 

Menggunakan paracetamol secara terus-menerus justru bisa mengakibatkan sakit kepala semakin parah. Inilah yang menjadi pemicu ketergantungan sehingga menjadi bahaya konsumsi paracetamol.

Tips untuk meminimalisir efek paracetamol 

Supaya efek paracetamol yang tidak dikehendaki bisa diminimalisir, Anda bisa mencoba beberapa tips berikut ini:

  • Anda wajib mengikuti petunjuk penggunaan obat yang ada di dalam bungkusnya. Jika masih belum jelas, sebaiknya tanyakan pada dokter atau apoteker terdekat. 
  • Paracetamol dan obat penghilang rasa sakit lainnya, lebih efektif saat gejawa awal penyakit muncul. Jika gejalanya sudah memburuk, kemungkinan besar obat ini tidak dapat bekerja dengan efektif. 
  • Bagi orang dewasa sebaiknya jangan meminum paracetamol dengan sembarangan, khususnya untuk sakit yang lama. Selain itu, jangan memberikan paracetamol pada anak-anak jika sakitnya lebih dari lima hari. 

Baca Juga: Segudang Manfaat Buah Matoa Bagi Kesehatan Tubuh Anda

Komentar