Semakin hari, perubahan yang muncul di kehidupan ini semakin cepat. Mau tidak mau, semua orang harus dapat mengikutinya, termasuk anak-anak. Mereka bukan lagi dituntut untuk menyerap informasi, melainkan melakukan sesuai yang lebih dari itu. Anak-anak membutuhkan kemampuan berpikir kritis.
Berpikir kritis mampu mendorong anak untuk bisa menganalisis, memahami, membandingkan, serta membuat kesimpulan dari semua informasi yang mereka dapatkan. Sehingga anak-anak akan lebih siap dalam mengikuti perubahan zaman.
Kabar baiknya, kemampuan berpikir kritis anak dapat dilatih lewat interaksi sehari-hari sejak si kecil menginjak usia 2 tahun atau 24 bulan. Tanda-tanda umum anak mulai mengembangkan kemampuan ini adalah anak sering bertanya atau protes jika ada hal yang tidak sesuai dengan keinginannya.
Seiring waktu, berpikir kritis dapat memberikan manfaat bagi anak seperti lebih percaya diri untuk menyampaikan pikirannya, menjadi ekspresif dan senang mengeksplorasi hal-hal baru.
Manfaat “berpikir kritis” pada anak?
Slavin, dalam bukunya Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik mengemukakan bahwa Berpikir kritis pada dasarnya merupakan sebuah kemampuan untuk mengambil keputusan yang rasional terhadap apa yang perlu diyakini dan dilakukan.
Dengan demikian, kemampuan berpikir kritis sangat penting untuk dikembangkan sejak usia anak-anak agar mereka dapat melihat lingkungannya dengan penuh rasa ingin tahu. Dan Anda tidak perlu khawatir, karena saat ini banyak metode serta materi yang bisa digunakan untuk mengembangkan kemampuan ini. Semuanya sesuai dengan tahapan-tahapan kemampuan berpikir anak Anda.
Anda juga perlu ingat bahwa “berpikir kritis” pada anak usia dini tidak sama dengan orang dewasa, sebab pengetahuannya pun berbeda. Namun pada prinsipnya, orang yang memiliki kemampuan berpikir kritis adalah mereka yang tidak akan menerima atau menolak sesuatu begitu saja. Sebaliknya, mereka akan mencermati, menganalisis, serta mengevaluasinya terlebih dulu.
Nah, prinsip inilah yang perlu ditanamkan kepada anak-anak agar mereka dapat mengobservasi banyak hal. Pada akhirnya, anak lebih mudah untuk mempertanyakan dan menemukan hal-hal baru. Di samping itu, mereka juga akan mampu memberikan komentar-komentar yang rasional, melihat persamaan dan perbedaan dari gambar yang mereka lihat, dan sebagainya.
Melalui kemampuan berpikir kritis, anak lebih percaya diri dalam membuat keputusan yang sistematis, cermat, logis, dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang. Yang paling penting, sikap, nilai, karakter, dan sifat anak-anak akan semakin membaik.
Cara melatih berpikir kritis pada anak
Melihat manfaat yang dibawa oleh kemampuan berpikir kritis pada anak-anak, Anda tidak bisa mengesampingkannya begitu saja. Anda harus mulai melatih si kecil untuk berpikir kritis mulai dari sekarang. Berikut ini beberapa metode yang bisa Anda praktikan di rumah:
Jadi role model untuk si kecil
Salah satu cara paling baik untuk mengajarkan keterampilan hidup pada anak adalah dengan menjadi role model atau mencontohkannya secara langsung. Anak-anak adalah peniru yang ulung, maka ketika Anda melakukan sesuatu mereka akan mengikutinya.
Jadi pastikan Anda juga berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari sebelum mengajarkannya pada si kecil. Banyak kok aktivitas yang menunjukan pemikiran kritis, misalnya seperti selalu mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan atau bisa juga dengan mengkritisi pernyataan yang tampak tidak benar.
Latih si kecil untuk menyelesaikan masalah
Mengajarkan si kecil berpikir kritis berhubungan dengan mendorong mereka untuk belajar menyelesaikan masalah. Contohnya, Anda bisa mengajak anak melakukan brainstorming untuk mempertanyakan sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan mereka.
Seorang psikolog dari Ohio Department of Education, Amanda Pickeril menyarankan para orang tua meminta anak untuk memindahkan objek tanpa memakai tangannya. Kegiatan ini cocok untuk melatih kemampuan melihat banyak kemungkinan. Seperti memanfaatkan tongkat atau kaki.
Akan tetapi Anda juga harus turut serta membantu proses brainstorming anak untuk menemukan solusi yang bisa dilakukan.
Mendorong anak mengajukan pertanyaan dan mengevaluasi informasi
Anak-anak secara alami memiliki rasa ingin tahu yang besar, karena itu seringkali mereka bertanya tentang banyak hal. Tugas Anda sebagai orang tua adalah untuk mendorong kebiasaan ini.
Caranya? Jangan merasa lelah menjawab pertanyaan mereka, apalagi mengabaikannya. Sebab ini merupakan dasar yang baik bagi mereka dan akan membuat si kecil terbiasa mengidentifikasi pernyataan yang kurang benar. Pada akhirnya, mereka jadi lebih berhati-hati dalam mengolah informasi.
Misalnya ketika si kecil menceritakan informasi yang didengar dari teman-teman mereka, coba bantu dia untuk mengevaluasi apakah informasi tersebut bisa dipercaya atau tidak.
Aktif bermain dengan anak
Anak-anak sangat senang mengeksplorasi hal-hal baru, dan bermain adalah sarana yang tepat untuk memfasilitasinya. Ketika Anda rutin bermain dengan anak, maka kemampuan berpikir kritisnya akan lebih cepat berkembang, tanpa Anda sadari.
Untuk jenis permainannya, saat ini banyak sekali pilihan yang bisa Anda manfaatkan, mulai dari bermain peran (role play) hingga permainan papan (board game). Waktu bermain juga bisa Anda gunakan untuk membicarakan banyak hal dengan anak.
Ajukan pertanyaan terbuka
Daripada memberikan tanggapan yang biasa saja saat anak-anak bertanya, lebih baik Anda mengajukan kembali pertanyaan untuk membantu kemampuan berpikir kritis mereka. Misalnya, ketika si kecil menanyakan satu topik yang menurut mereka menarik, coba ajukan pertanyaan terbuka, seperti:
- Kalau menurut kamu, bagaimana?
- Mengapa kamu berpikir seperti itu?
- Bagaimana cerita lengkapnya?
Ajari membuat pilihan sendiri
Pengambilan keputusan juga menjadi bagian penting dari kemampuan berpikir kritis. Oleh sebab itu, sebaiknya Anda membiarkan si kecil memilih sendiri aktivitas yang ingin dilakukannya setiap hari.
Di samping itu, ajarkan juga si kecil agar supaya berani berkata tidak untuk setiap hal yang tidak disukainya. Dari kegiatan ini, Anda dapat membantu anak selalu berpikir kritis setiap akan mengambil keputusan.
Dorong si kecil agar memiliki pikiran yang terbuka
Cara selanjutnya terbilang cukup menantang, namun hal ini juga baik bagi si kecil untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya. Pemikiran terbuka membuat si kecil terlatih untuk bersikap objektif dan berusaha mengevaluasi fakta yang ada tanpa bias apapun.
Itulah sebabnya Anda harus selalu menunjukkan cara melihat sesuatu menggunakan pikiran yang terbuka tanpa menambahkan penilaian pribadi.
Sabar dan tunggu
Banyak orang tua seringkali tidak sabar saat bersama anak. Baik dalam berkomunikasi maupun melakukan aktivitas lainnya. Selain itu, sebagian yang lain terlalu terburu-buru untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi anak.
Padahal anak juga memerlukan waktu untuk memikirkan keputusan yang akan diambilnya, mencoba berbagai pilihan. Inilah tantangan yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang.
Bantu si kecil belajar dari orang lain
Saat anak menanyakan hal yang Anda tidak tahu jawabannya, jangan menyerah dan mengabaikannya. Sebaliknya, bantu mereka untuk mencari jawabannya. Perlihatkan pada si kecil bagaimana cara terbaik untuk mendapatkan apa yang mereka cari. Baik melalui buku maupun internet.
Bahkan jika ada waktu luang, Anda juga bisa mengajaknya untuk liburan ke destinasi wisata edukasi seperti museum, perpustakaan, atau kebun binatang.
Bosan itu baik
Tidak semua rasa bosan berdampak buruk pada anak-anak, termasuk dalam kemampuan berpikir kritis. Pada saat si kecil mulai kehilangan minat pada permainan yang dia miliki, mereka akan berusaha mencari cara untuk menghibur dirinya sendiri.
Baca Juga: Mari Bermain! Ini Dia Manfaat Mainan Tradisional Bagi Anak