OCD (Obsessive-Compulsive Disorder) adalah salah satu jenis gangguan mental manusia. Orang yang mengidap OCD, memiliki pikiran dan dorongan yang sulit untuk dikendalikan, serta perilaku yang kompulsif (paksaan) dan berulang-ulang.
Contoh tindakan kompulsif yakni mencuci tangan dengan sabun berkali-kali setelah menyentuh sesuatu yang dianggap kotor. Akan tetapi, pikiran dan perilaku tersebut berada di luar kendali pengidap.
Meskipun tidak memikirkan dan berniat melakukan hal tersebut, tetapi diri pribadi seperti tidak berdaya untuk tidak melakukannya. Dengan begitu, OCD bisa mempengaruhi kehidupan seseorang secara kasat mata.
Penyebab OCD
Di antara penyebab seseorang mengidap OCD di antaranya faktor keturunan, struktur otak, dan lingkungan sekitar. Akan tetapi, hal yang paling mempengaruhi adalah faktor lingkungan yang tidak mendukung Perkembangan psikis sang pengidap sewaktu anak-anak.
Contohnya ketika anak sering direndahkan atau diejek karena dianggap kurang sempurna daripada anak-anak lainnya. Hal tersebut dapat menimbulkan perasaan kebalikannya dengan ingin melakukan hal-hal tertentu agar terlihat sempurna.
Memang belum diketahui secara pasti penyebab gangguan OCD. Akan tetapi, menurut penelitian, faktor-faktor yang sudah disebutkan tadi berpengaruh terkait gangguan OCD ini.
Biasanya, gangguan OCD ini diidap mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa si seluruh dunia. Kebanyakan orang yang didiagnosis OCD sekitar usia 19 tahun, dan mayoritas dalam usia dini pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
Gejala-Gejala OCD
Biasanya orang dengan OCD memiliki gejala obsesi, kompulsi, atau keduanya. Gejala-gejala tersebut dapat mengganggu semua aspek kehidupan seperti di sekolah pekerjaan, dan hubungan pribadi. Obsesi merupakan pikiran yang berulang-ulang, dorongan atau gambaran mental yang menyebabkan kecemasan.
Sementara itu, kompulsif adalah seseoramg yang berperilaku berulang-ulang dengan OCD merasakan dorongan untuk melakukan dalam bereaksi pemikiran obsesif. Kompulsif umum termasuk membersihkan tangan secara berlebihan, memesan, dan mengatur sesuatu dengan cara yang khusus Bisa juga para pengidap berulang kali memeriksa untuk melihat apakah pintu terkunci atau api kompor mati.
Gejala tersebut bisa datang dan pergi tidak menentu. Seiring waktu terkadang mereda atau semakin buruk. Orang dengan OCD dapat mencegah gejala muncul dengan menghindari kondisi yang bisa memicu obsesi mereka, atau mungkin menggunakan obat-obatan terlarang dan alkohol untuk menenangkan diri.
Terkadang, sebagian orang dewasa yang menyadari perbuatan mereka tidak masuk akal dan di luar kebiasaan, dan adapula tidak sadar. Biasanya yang mengetahui perilaku mereka saat anak-anak adalah orang tua, orang-orang dekat, dan guru mereka.
Langkah-langkah Diagnosis OCD
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu langkah-langkah untuk membantu mendiagnosis OCD pada diri seseorang. Hal ini dapat dilakukan untuk membantu menghilangkan masalah lain yang bisa menyebabkan gejala dan untuk memeriksa komplikasi terkait.
Setelah itu, perlu dilakukan tes laboratorium termasuk hitung darah lengkap (CBC), pemeriksaan fungsi tiroid, dan skrining untuk alkohol dan obat-obatan. Evaluasi psikologis juga harus dilakukan termasuk membahas gejala, pikiran, perasaan, dan pola perilaku. Anda bisa menemukan kriteria diagnostic OCD dengan lengkap pada Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5) yang dipublikasikan oleh American Psychiatric Asspciation.
Pengobatan OCD
Banyak yang berpendapat, OCD dianggap sulit untuk disembuhkan. Kebanyakan gejala OCD bisa diredakan, khususnya yang bisa mengganggu aktivitas mereka dengan menjalani beberapa perawatan.
Pengobatan OCD biasanya terdiri dari obat-obatan, psikoterapi, atau penggabungan keduanya. Sebagian besar parapengidap OCD bisa membaik setelah mendapatkan pengobatan, namun ada juga beberapa pengidap masih merasakan gejalanya.
Kadangkala, orang dengan OCD juga ditemukan memiliki gangguan mental lainnya, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan saat seseorang memiliki anggapan keliru bahwa bagian dari tubuh mereka tidak normal (dismorfik tubuh). Hal ini penting untuk mempertimbangkan gangguan lain ketika memilih perawatan yang cocok.
Contoh dua jenis obat yang digunakan untuk membantu mengurangi gejala OCD adalah SSRIs dan SRI. Obat lain yang juga dianggap terbukti efektif mengatasi OCD pada anak-anak dan orang dewasa obat antidepresan trisiklik. Obat tersebut merupakan anggota dari kelas yang lebih tua dari “tricyclic” antidepresan, dan beberapa obat SSRI yang lebih baru. Apabila gejala tidak membaik dengan jenis obat tersebut, bisa juga menggunakan obat antipsikotik. Beberapa pasien cocok menggunkan obat tersebut.
Disamping obat-obatan, OCD pada orang dewasa dan anak-anak juga bisa diatasi dengan psikoterapi. Ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa jenis psikoterapi tertentu, termasuk terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi terkait lainnya (misalnya, pelatihan pembalikan kebiasaan) dapat sama efektifnya dengan obat bagi banyak individu.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tipe CBT yang disebut Exposure and Response Prevention (EX/RP) efektif dalam mengurangi perilaku kompulsif dalam OCD, bahkan pada orang yang tidak merespons dengan baik terhadap obat SRI. Artinya, EX/RP merupakan pilihan pengobatan tambahan saat SRI maupun SSRI tidak berhasil mengatasi gejala OCD.
Pencegahan OCD
Belum ada cara yang pasti untuk mencegah gangguan OCD. Akan tetapi, mendapatkan pengobatan sesegera mungkin bisa membantu mencegah OCD lebih buruk dan dapat meringankan rutinitas dan kegiatan sehari-hari.
Cara paling mudah untuk mencegah OCD di antaranya dengan menghindari hal-hal yang bisa memicu kambuhnya gejala tersebut. Sebagian penderita tentu mengenal apa saja hal yang menimbulkan pemikiran obsesif dan membuat dirinya bersikap kompulsif. Oleh sebab itu, sebisa mungkin jauhkan penderita dari setiap setiap pemicu OCD.
Penderita OCD yang masih remaja atau anak-anak umumnya belum bisa mengenal faktor pemicu OCD mereka dengan baik. Bantuan dari orang tua dan guru diperlukan untuk menghindarkan anak dari faktor pemicu OCD.
Perawatan Pasien OCD di Rumah
OCD merupakan kondisi penyakit mental sehingga perawatan yang dilakukan pun cukup berbeda dengan penyakit fisik lainnya. Bagi penderitanya, menjaga suasana hati bisa jadi langkah perawatan yang cukup efektif.
Oleh sebab itu, sebaiknya penderita OCD rutin mengkonsumsi makanan sehat dengan rasa yang enak sehingga bisa meningkatkan suasana hati. Saat lapar, kadar gula dalam tubuh merendah. Akibatnya, seseorang menjadi lebih mudah merasa marah dan kesal. Jadi sangat penting untuk menjaga suasana hati tetap tenang sehingga bisa merasa nyaman dan tidak memicu munculnya gejala OCD.
Rasa cemas merupakan penyebab gangguan tidur paling umum, begitu juga dengan penderita OCD. Oleh karena itu, tidur juga bisa dilakukan mengurangi gejala OCD. Jadi bagi pengidap OCD, segera buat jadwal tidur untuk membiasakan diri tidur pada waktu yang tepat dengan durasi yang cukup.
Terapi dan Estimasi Biaya
Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah sejenis psikoterapi yang dianggap efektif untuk penyandang OCD. Umumnya, terapi ini diberikan secara bertahap dan memaparkan pada objek atau obsesi yang ditakuti, seperti kotoran, dan meminta Anda mempelajari cara untuk menahan keinginan untuk melakukan ritual kompulsif.
Terapi ini membutuhkan usaha dan latihan, tetapi Anda dapat menikmati kualitas hidup yang lebih baik setelah Anda belajar mengelola obsesi dan kompulsi Anda. Untuk mendapatkan perawatan terapi untuk mengurangi gejala OCD tentu tidak murah. Kisaran biaya untuk sekali perawatan OCD, harus merogoh kocek sebesar 400 hingga 500 dollar Amerika Serikat, atau sekitar Rp5,8 juta sampai Rp7,1 juta.
Baca Juga :Tanda Depresi Psikis Mental dan Solusi Menyenangkan