Pandemi Covid-19 secara signifikan mengubah cara masyarakat dunia untuk hidup dan bekerja. Sudah lebih dari satu tahun mansia dipaksa untuk menyesuaikan diri bekerja di rumah dan memakai masker hampir setiap saat. Protokol ini diperlukan untuk menguntrol dan mengurangi pesebaran virus, namun seiring berjalannya waktu muncul berbagai masalah kesehatan yang berkaitan dengan perubahan aktifitas yang drastis ini, salah satunya adalah meningkatnya kasus mata kering.
Sindroma mata kering merupakan gangguan lapisan air mata yang disebabkan berbagai faktor yang berpotensi untuk menimbulkan kerusakan pada permukaan mata. Penyakit ini dapat disebabkan oleh kurangnya air mata atau penguapan air mata secara berlebih, yang diketahui dapat merusak permukaan mata dan dapat menimbulkan gangguan. Pasien dengan sindroma ini akan mengeluhkan berbagai macam gejala mulai dari rasa gatal dan perih pada mata, iritasi, silau, mata terasa berat hingga penglihataan terasa kabur.
Beberapa teori mengungkapkan bahwa hal-hal utama yang dapat menyebabkan mata kering selama masa pandemi adalah meningkatnya waktu menatap layar yang tidak wajar, memakan makanan yang tidak sehat, serta udara nafas yang melewati celah atas masker sehingga secara konsisten membuat mata kering.
Waktu Menatap Layar yang Tidak Wajar
Meningkatnya aktifitas bekerja dari rumah merupakan penyebab utama dari meningkatnya waktu tatap layar masyarakat. Sebuah studi mengungkapkan bahwa menatap layar elektronik dapat mengurangi frekuensi mata seseorang berkedip hingga 50%. Frekuensi berkedip yang berkurang menyebabkan lapisan air mata menjadi rusak, menguap dan menyebabkan perasaan tidak nyaman serta nyeri pada mata.
Untuk menangani berkurangnya waktu berkedip ini Anda dapat melakukan aturan 20/20/20. Setiap 20 menit, melihat 20 feet (sekitar 6 meter) selama 20 detik. Kegiatan ini dapat memberikan waktu mata istirahat sejenak dan membuat Anda secara sadar untuk berkedip. Untuk hasil yang lebih maksimal Anda dapat mengatur alarm di telepon genggam Anda.
Hal lain yang dapat Anda lakukan adalah dengan meletakkan tetes air mata di sekitar meja kerja Anda, sehingga apabila mata Anda mulai terasa kering Anda dapat segera mengaplikasikan tetes mata tersebut. Kami juga merekomendasikan untuk menyediakan humidifier (alat pelembab udara) di ruangan kerja Anda apabila Anda merasa ruangan terlalu kering.
Konsumsi Makanan yang Tidak Sehat
Bekerja dari rumah (work from home) selama masa pandemi tentu memberikan beberapa kemudahan bagi yang menjalaninya. Anda dapat bekerja dengan memakai baju tidur sepanjang hari, Anda tidak diharuskan untuk bepergian jauh serta Anda dapat makan yang Anda masak sendiri di rumah. Meskipun begitu, beberapa orang lebih memilih untuk memesan makanan cepat saji atau membuat makanan dengan bahan seadanya dan tentu nutrisi yang terbatas pula. Pepatah yang mengatakan “You are what you eat” bisa saja benar terutama pada kasus mata kering. Asupan yang tidak baik dapat berdampak buruk pula pada kesehatan mata.
Pandemi telah mengakibatkan banyak orang mengonsumsi makanan “jahat” lebih tinggi dari biasanya yang terdiri dari makanan olahan, daging merah dan keju serta peningkatan konsumsi kafein dan alkohol. Jenis diet ini memperburuk radang dan memperparah mata kering. Anda sebaiknya minum banyak air untuk hidrasi, selain itu Anda juga dapat mengurangi asupan kafein dan menjauhi minum minuman manis. Penting untuk mengatasi hal ini dalam keseharian Anda dan menyeimbangkan asupan omega-6 Anda dengan peningkatan asupan omega-3.
Asam lemak omega-3 telah terbukti memiliki banyak manfaat kesehatan seperti menurunkan tekanan darah tinggi, dan mengurangi penyakit jantung. Manfaat ini didapatkan dengan menurunkan peradangan di tubuh. Karena mata kering adalah penyakit yang disebabkan oleh peradangan, Asam lemak omega-3 adalah bagian penting dari perawatan mata kering karena efek anti-inflamasinya.
Meningkatnya Tingkat Kecemasan
Selama masa-masa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, kecemasan meningkat tinggi tinggi pada masyarakat. Orang-orang takut kehilangan pekerjaan, takut sakit karena Covid-19 atau penat mengalami PPKM atau karantina. Pada akhirnya, ketika kadar kortisol (hormon stres) Anda tinggi, Anda akan merasa semakin stres. Penelitian terbaru menunjukkan stres, kecemasan, gangguan tidur dan depresi dapat berkontribusi pada tercetusnya memperburuk mata kering. Gejala mata kering yang nyeri dan menyakitkan dipicu oleh saraf khusus pada kornea mata yang semakin sensitif apabila Anda mengalami stres.
Untuk mengurangi gejala mata kering yang terkait dengan stres dan kecemasan, sangat penting bagi Anda untuk tidur 7 hingga 8 jam penuh. Saat Anda tidur, tubuh Anda dapat pulih dan mata Anda mendapatkan waktu untuk beristirahat. Anda juga dapat menjalankan aktivitas atau hobi yang Anda sukai untuk mengurangi tingkat stres. Anda juga dapat mencoba olahraga ringan seperti yoga, meditasi, atau membaca novel yang menarik. Terakhir, jangan lupa untuk berbicara dengan seseorang apabila Anda mengalami tingkat stres atau kecemasan yang tinggi. Hubungi teman, anggota keluarga, atau kolega. Ingatatlah bahawa anda tidak sendirian mari bersama-sama menghadapi masa-masa sulit ini.
Mata Kering Akibat Penggunaan Masker
Pada pertengahan tahun 2020, seorang dokter mata melaporkan kasus mata kering yang semakin meningkat di kantornya. Ia menyimpulkan bahwa mata kering yang terjadi pada koleganya diakibatkan penggunaan masker yang meningkat akibat pandemi Covid-19. Bagaimana kesimpulan ini didapat? Orang yang sejak lama memakai kacamata pasti mengetahui dan sering mengalami gangguan fogging. Udara bergejolak dari napas Anda kemudian mengalir melalui celah bagian atas masker Anda dan membuat kacamata Anda berembun. Udara yang sama juga akan masuk ke mata Anda.
Setiap pergerakan udara yang kuat ke dalam mata menyebabkan air mata menguap lebih cepat. Sama halnya seperti Anda berada di mobil dengan pendingin udara yang dingin. Dalam beberapa menit, kulit Anda akan mulai terasa kering begitu pula mata Anda. Masker mungkin akan terus digunakan sehingga penting untuk mengetahui bagaimana Anda menanggulangi mata kering akibat penggunaan masker ini. Para peneliti di Center for Ocular Research & Education (CORE) memberikan rekomendasi pada permasalahan ini. Pastikan masker dipakai dengan tepat, terutama ketika Anda menggunakan kacamata. Pastikan sisi atas masker Anda direkatkan dengan kerat namun tetap hati-hati sehingga tidak mengganggu ketika Anda berkedip. Oleskan tetes air mata alami dan mintalah rekomendasi dokter mata Anda bila mulai terasa gejala mata kering. Dan terakhir batasi waktu di lingkungan ber-AC dan istirahatlah secara teratur dari perangkat digital.
Dapatkan informasi penting seputar kesehatan hanya di nasehat.id
oleh : dr.I Putu Eka Kusmadana
Daftar Pustaka:1–6
1. Kojima T, Dogru M, Kawashima M, Nakamura S, Tsubota K. Advances in the diagnosis and treatment of dry eye. Prog Retin Eye Res. 2020;78:100842.
2. Saldanha IJ, Petris R, Makara M, Channa P, Akpek EK. Impact of the COVID-19 pandemic on eye strain and dry eye symptoms. Ocul Surf. 2021;
3. Giannaccare G, Vaccaro S, Mancini A, Scorcia V. Dry eye in the COVID-19 era: how the measures for controlling pandemic might harm ocular surface. Graefe’s Arch Clin Exp Ophthalmol. 2020;258(11):2567–8.
4. Sheppard AL, Wolffsohn JS. Digital eye strain: prevalence, measurement and amelioration. BMJ open Ophthalmol. 2018;3(1):e000146.
5. Seen S, Tong L. Dry eye disease and oxidative stress. Acta Ophthalmol. 2018;96(4):e412–e420.
6. Moshirfar M, West WB, Marx DP. Face mask-associated ocular irritation and dryness. Ophthalmol Ther. 2020;9(3):397–400.